Embun Diktator

Embun Diktator-Photo: istimewa-Gus munir
Embun Diktator
Oleh: Dahlan Iskan
Diktator sudah menemukan jalan keluar untuk mengatasi kelemahannya. Ada yang belum. Berarti demokrasi juga harus bisa menemukan cara mengatasi kelemahannya. Ada yang sudah.
Kesimpulan itu datang dari dialog santai para mahasiswa Indonesia di kota kecil Rizhao, Shandong.
Di kota sekecil Rizhao pun sudah ada 20 mahasiswa dari Indonesia. Termasuk Della si gadis embun anak seorang sopir dari Muncar, Banyuwangi.
Kami ngobrol serius di atas pasir –usai menikmati matahari terbit dari dalam air. Pantai ini memang terkenal sebagai tempat terbaik melihat matahari terbit. Rizhao berada dua jam lewat jalan tol dari kota Qingdao –yang terkenal dengan produksi birnya itu.
BACA JUGA:Gojek: Driver Bukan Karyawan
BACA JUGA:Ringkus Tiga Pelaku Rampok
Pancingan awalnya datang dari dokter ahli jantung, dr Jagaddhito Probokusumo, yang ikut dalam dialog itu. Dokter Dhito lagi memperdalam ilmu jantung di RS Pusat Jantung di Rizhao. Satu tahun. Sampai November depan.
"Mengapa Tiongkok bisa maju dengan cepat, bisa membuat kota begini bersih tertata, sampai pun kota sekecil Rizhao. Apakah karena pakai cara diktator?"
Tentu harus diakui memang begitu. Tapi diktator saja tidak cukup. Diktator memiliki sisi kelemahannya yang fatal: semena-mena.
Memang akan lebih baik kalau bisa mencari diktator yang baik hati. Tapi Anda sudah tahu: tidak gampang mencari seorang diktator yang baik hati. Singapura beruntung dapat sosok itu: Lee Kuan Yew.
BACA JUGA:Panen Bisa Capai 6 Ton per Hari
BACA JUGA:Listrik Sungai Penuh Pulih Total!