Fosil Archaeopteryx Terlengkap Ungkap Bukti Kuat Burung Pertama Bisa Terbang

Fosil Archaeopteryx yang baru ditemukan -Foto Delaney Drummond, ©Field Museum-Agrar
OKU EKSPRES — Sebuah penemuan luar biasa kembali mengubah pemahaman kita tentang evolusi burung.
Fosil Archaeopteryx yang baru ditemukan dan sangat terawetkan, berusia sekitar 150 juta tahun, kini menjadi kunci penting dalam menjawab misteri lama, apakah burung pertama di dunia benar-benar bisa terbang?
Fosil tersebut kini disimpan di Field Museum, Chicago, dan disebut sebagai fosil Archaeopteryx terlengkap yang pernah ditemukan.
Hanya satu tulang kecil di ujung jari sayap yang hilang, selain itu, keseluruhan struktur tubuh, termasuk jaringan lunak dan bulu, masih sangat jelas terlihat.
BACA JUGA:Kejagung Pastikan TNI Tak Langgar Kewenangan
BACA JUGA:Menteri Nusron Tekankan Peran Strategis Alumni STPN
Penelitian dilakukan menggunakan teknik pemindaian CT dan pencitraan ultraviolet (UV) mutakhir.
Menurut Dr. Jingmai O’Connor, ahli paleontologi vertebrata di Field Museum, fosil ini bukan hanya temuan terbaik untuk spesiesnya, melainkan salah satu fosil paling penting dalam sejarah paleontologi. "Ini adalah fosil Archaeopteryx terbaik yang pernah ditemukan, dari takson fosil yang mungkin paling penting sepanjang masa," ujarnya.
Hasil pencitraan UV mengungkap struktur bulu khusus yang sebelumnya tidak terlihat, termasuk bulu sekunder bagian dalam (tertials) yang menyatu mulus dari sayap ke badan.
Ini merupakan ciri khas burung terbang, dan tidak ditemukan pada dinosaurus berbulu yang tidak bisa terbang.
BACA JUGA:Prabowo dan PM Australia Sepakat Perkuat Kerja Sama Pertahanan dan Pangan
BACA JUGA:Candi Jepara Akan Dipugar Tahun Ini
Ditambah dengan struktur tulang bahu dan sayap yang sangat vaskular dan tangan yang menyatu dan diperkuat, temuan ini memberikan bukti kuat bahwa Archaeopteryx mampu terbang dengan tenaga sendiri, bukan sekadar melayang atau mengepak ringan.
Penemuan ini membuka jendela baru dalam memahami transisi dari dinosaurus ke burung modern, menegaskan bahwa kemampuan terbang aktif telah berkembang sejak masa Jurassic.