Matahari Kembar

ILUSTRASI Demokrasi di Persimpangan: Prabowo, Jokowi, dan Masa Depan Politik Indonesia Pascatransisi Kekuasaan-Foto:Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-Gus munir

Sebenarnya matahari kita itu kembar tiga. Atau empat. Silaturahmi dengan Jokowi itu jadi lebih dalam dari sekadar lebaran karena satu hal. Yakni Prabowo baru saja bertemu matahari ketiga: Megawati Soekarnoputri. Masalahnya bukan antara matahari 1 dan matahari 2. Tapi ada masalah besar antara matahari 2 dan matahari 3.

Politikus Golkar Idrus Marham tidak setuju dengan istilah matahari-matahari itu. Matahari terlalu terang. Politik itu remang-remang.

Ternyata tidak sesederhana lebaran. Sehari setelah ada penjelasan Muzani itu para perwira menengah polisi bersilaturahmi ke kediaman Jokowi di Solo. Mereka pakai pakaian dinas. Resmi. Tentu tidak dalam rangka lebaran.

BACA JUGA:Fachri Albar Kembali Ditangkap Polisi Diduga Tersandung Kasus Narkoba

BACA JUGA:Angkat Pemikiran Kartini, Maudy Tekankan Pentingnya Literasi dan Kebebasan Berpikir

Para perwira itu ternyata peserta pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri. Mungkin mereka harus bertemu banyak narasumber di bidang kepemimpinan. Mereka calon pemimpin. Calon bintang satu. Salah satu yang mereka pilih Jokowi.

Bahwa mengapa mereka memilih Jokowi tentu urusan mereka. Mungkin tidak sampai mempertimbangkan apakah yang seperti itu sensitif atau tidak. Dan Muzani tidak dalam kapasitas untuk ngomong lagi. Apalagi itu sudah jauh dari politik. 

Tidak ada aturan boleh atau tidak boleh. Mungkin lebih ke bijaksana atau tidak bijaksana. Kita belum bisa menilai. Kita tidak tahu apa yang diinginkan dari Jokowi. Apa pula yang dikemukakannya.

Siapa tahu Jokowi justru berpesan: lakukan reformasi di kepolisian. Jangan-jangan Jokowi justru minta: "lakukan apa yang belum sempat saya lakukan. Yakni reformasi di tubuh polri".

BACA JUGA:Prihatin Bayi Perempuan Lahir Tanpa Tempurung Kepala

BACA JUGA:Jalan Lingkar Muara Danau Ambles

Asyik kan?

Isu ''matahari kembar'' –seperti yang berkembang di Indonesia belakangan– tidak pernah terjadi di Tiongkok. Di sana seorang presiden yang sudah meletakkan jabatan tidak pernah tampil di media masa. Sudah seperti langsung hilang ditelan bumi.

Pun seorang mantan perdana menteri. Diam. Hilang. Lenyap. Tidak mau cawe-cawe. Terlihat pun tidak.

Kurang hebat apa presiden dua periode Jiang Zemin. Ia-lah yang berhasil mengubah konstitusi: bahwa sokoguru komunis itu tidak lagi hanya buruh dan tani. Ia yang berhasil menambah sokoguru ketiga di partai komunis Tiongkok: pengusaha.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan