Mobil Handphone

BYD Denza bersama anggota Senam Dahlan Iskan. -Foto: Disway-Gus munir

BACA JUGA:Inul Daratista Sering Dapat Hadiah Emas dari Titiek Puspa

BACA JUGA:Tunaikan Ibadah Haji, Ivan Gunawan Turunkan Berat Badan dan Puasa Syawal

Persoalannya: hari itu Denza, grup BYD, diisi enam orang. Itu ikut menentukan boros-tidaknya listrik. Kian berat beban kian boros.

Begitu sampai di Lasem, Kang Sahidin lihat grafik pemakaian listrik: baru terpakai 44 persen. Berarti aman. Pulangnya akan perlu sekitar 44 persen juga.

Tidak. Kami memutuskan pulang ke Surabaya lewat jalur lain: Randublatung-Ngawi. Bupati Blora yang masih muda bertekad menjebol isolasi Randublatung. Caranya: membangun jalan dari Randublatung ke tol Ngawi. Orang Blora bisa ke Solo lebih cepat lewat Ngawi.

Jalan tembus itu berhasil dibangun. Ia terpilih lagi. Saya ingin merasakan jalan itu. Lewat pukul 00.00 kami berada di jalur itu. Lewat tengah hutan milik UGM. Para mahasiswa fakultas kehutanan UGM melakukan penelitian di situ.

BACA JUGA:5 Cara Tahu Skincare Cocok Buat Kulit

BACA JUGA:7 Inspirasi OOTD Hijab Elegan dengan Rok

Yang berat dalam membangun jalan tembus itu adalah: harus membangun jembatan untuk melintasi Bengawan Solo. Posisinya dekat museum manusia purba, Trinil.

Jarak yang harus kami tempuh lebih jauh. Maka begitu masuk tol Ngawi Kang Sahidin ngebut. Agar jangan sampai tiba di Surabaya setelah subuh. Pagi itu harus tetap olahraga.

Ngebut itu punya konsekuensinya: pemakaian listriknya lebih boros.

Maka begitu sampai Mojokerto baterainya tinggal 5 persen. Sudah muncul tanda harus segera charging. Warna di dashboard sudah merah.

BACA JUGA:7 Fungsi Ajaib Tepung Maizena, dari Dapur hingga Kesehatan

BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Sereal Gandum untuk Sarapan Sehat Anak

Ada satu rest area lagi di dekat Mojokerto. Tapi kami berdiskusi: mampir charging atau lanjut Surabaya. Sisa jarak tempuh masih 50 km lagi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan