Mbak Titiek

Titiek Puspa berduet dengan anggota DPR Indah Kurnia menyanyikan lagu Kupu-Kupu Malam dalam konser Persembahanku pada 2017 lalu. -Foto: Screenshot YouTube-Gus munir
Maka saya sempat menyesali diri: kenapa tidak bisa menyanyi. Kenapa tidak bisa seperti perusuh yang tinggal di Swedia atau Denmark itu: Milwa?. Kenapa saya diberi suara cempreng --seperti piring seng yang dipukul sendok bebek. Lalu saya sadari: setiap orang punya kelebihan sendiri-sendiri. Saya diberi kelebihan bisa menulis.
Kalau ditanya pilih mana: punya kelebihan menulis atau menyanyi, saya sulit menjawab. Paling saya pilih bisa menulis dan menyanyi. Tapi pilihan seperti itu tidak ada.
Apa pun Mbak Titiek harus dikenang. Dia satu-satunya seniman kita yang punya kemampuan di banyak hal, terutama dalam menyanyi dan menciptakan lagu.
BACA JUGA:Jalani Umroh, Panjatkan Doa unruk Kesehatan Anak dan Ingin Dapat Jodoh
BACA JUGA:Kenali 10 Tanda Tubuhmu Sudah Kebanyakan Gula
Yang paling saya sukai adalah: Kupu-Kupu Malam. Lagu itu begitu manusiawi. Apa adanya. Begitu menggugat.
Saya mencoba ingin mengenang Mbak Titiek dengan cara menyanyikan lagu itu. Tidak berhasil. Tidak bisa. Tidak hafal satu pun kalimat dalam syairnya. Istri saya yang lantas mewakili suami.
Lagu lain yang saya tahu adalah: Bing. Yakni lagu yang dia ciptakan saat seniman besar Betawi, Bing Slamet meninggal dunia. Mbak Titiek begitu hebat dalam mengenang Bing di dalam lagunyi.
Saya masih belum tahu adakah pencipta lagu dan penyanyi lain yang kini ganti menciptakan lagu untuk Mbak Titiek.
BACA JUGA:Alternatif Pengganti Sabun Muka Saat Darurat
BACA JUGA:Mazda Resmi Perkenalkan EZ-60, SUV Listrik Futuristik Pesaing Tesla Model Y
Saya juga ingat setiap Lebaran Mbak Titiek membuat operet Lebaran. Tampil di TVRI. Pelakunya para penyanyi cilik di zamannya. Dia sendiri yang jadi sutradara dan penulis skenario. Dia juga yang melatih para pelaku operet itu.
Jangan sampai kita tidak membuat monumen untuk Mbak Titiek. Sekecil apa pun. Maka kali ini saya mengemis kepada para perusuh agar khusus di edisi hari ini perusuh hanya membuat komentar tentang Mbak Titiek. Tidak boleh lain.
Inilah edisi yang kita persembahkan bersama untuk Mbak Titiek: semua komentar hanya tentang Mbak Titiek. Komentar itu akan kami abadikan. Kami pigura. Kami gantung di dinding kantor Harian Disway. Juga kita pigura untuk kita kirim ke keluarga Mbak Titiek.
Dalam hati kecil saya berharap ada juga seorang pramuria atau mantan pramuria ikut memberikan komentar.