Mbak Titiek

Titiek Puspa berduet dengan anggota DPR Indah Kurnia menyanyikan lagu Kupu-Kupu Malam dalam konser Persembahanku pada 2017 lalu. -Foto: Screenshot YouTube-Gus munir

Oleh: Dahlan Iskan

Begitu ingin saya menulis in memoriam untuk legenda Titiek Puspa. Saya memanggilnyi: Mbak Titiek.

Stasiun radio bisa mengenangnyi dengan memutar lagu-lagunyi sepanjang hari. Media televisi bisa menayangkan dikumentasi film-filmnyi.

Saya? Hanya bisa menulis. Tapi harus punya bahan. Saya tidak punya.

Memang saya kenal beliau, tapi belum tentu beliau kenal saya. Kalau pun pernah beberapa kali bertemu beliau, tapi beliau belum tentu masih ingat saya.

BACA JUGA:Parkir Gratis Minimarket Diberlakukan

BACA JUGA:Daging Ayam Dihargai Murah

Pertemuan terakhir kami sekitar tiga tahun lalu: di saat ada pandemi Covid. Itu pun dalam satu acara di forum online. Sebelum itu saya bertemu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Saat saya akan menonton musikal Laskar Pelangi. Kami ngobrol di lobi teater tertutup sebelum pertunjukan dimulai.

Saya pun ikuti medsos. Banyak yang sudah menulis tentang almarhumah. Harusnya saya minta tolong perusuh baik Mirwan Mirza. Agar ia menulis lebih panjang tentang Mbak Titiek. 

Rasanya ia punya banyak bahan yang tidak dimiliki para penggiat medsos. Buktinya ia tahu kebiasaan Mbak Titiek sedang menyapu halaman. Dua bulan sebelum Mbak Titiek meninggal dunia hari Kamis lalu. Dalam usia 86 tahun. Bertetangga?

BACA JUGA:Banjir Makin Meluas

BACA JUGA:Mantan Artis Kolosal Ditangkap Polisi Diduga Edarkan Uang Palsu

Tentu ada jalan kalau memang sungguh-sungguh ingin menulis tentang almarhumah. Tapi dua hari terakhir saya hampir tidak punya waktu kosong. Memang saya punya nomor telepon Mbak Titiek, tapi tidak mungkin lagi menelepon dan mewawancarai almarhumah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan