Berbuka dengan yang Manis, Sehat atau Berisiko?

Reporter: Dedi Okes |

Editor: Eris Munandar |

Rabu , 19 Mar 2025 - 20:50

Ilustrai minuman manis. -Foto: Shutterstock-Dedi

Jus buah tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan yang baik karena selain memberikan rasa manis alami, juga kaya akan antioksidan dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh setelah berpuasa.

Kesimpulannya, berbuka dengan yang manis bukanlah hal yang salah, tetapi perlu dilakukan dengan bijak agar tidak berdampak buruk pada kesehatan.

Konsumsi gula alami dalam jumlah yang wajar dapat membantu tubuh mendapatkan kembali energi tanpa menyebabkan lonjakan gula darah yang berlebihan.

Sebaliknya, jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan manis justru bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas dan penyakit metabolik.

Karena itu, memilih makanan bergizi dengan kandungan gula alami, seperti kurma, buah-buahan segar, atau jus tanpa tambahan gula, adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan, mempertahankan energi, dan tetap menjalankan ibadah puasa dengan optimal. (*)

berbuka dengan yang manis, sehat atau berisiko?                            oku ekpres - berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis telah menjadi bagian dari tradisi di berbagai negara muslim, termasuk indonesia. 
setiap ramadan, aneka hidangan manis seperti kolak, es buah, bubur sumsum, dan teh manis kerap disajikan sebagai menu berbuka. 
banyak yang meyakini bahwa mengonsumsi sesuatu yang manis saat berbuka dapat segera mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
keyakinan ini didukung oleh fakta bahwa tubuh memerlukan glukosa sebagai sumber energi utama. makanan dan minuman manis mampu meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, sehingga tubuh kembali terasa bugar. 
baca juga:9 obat alami untuk mengatasi batuk saat puasa ramadan
baca juga:richard lee keceplosan menyebut ruben onsu telah mualaf
namun, apakah kebiasaan berbuka dengan yang manis benar-benar bermanfaat, atau justru berisiko bagi kesehatan jika tidak dikontrol?
secara ilmiah, tubuh mengalami perubahan metabolisme selama puasa karena tidak mendapat asupan makanan dan minuman selama lebih dari 12 jam. 
kadar gula darah cenderung menurun karena digunakan sebagai sumber energi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula sederhana, seperti teh manis, sirup, atau kolak, memang dapat segera meningkatkan kadar gula darah dan memberikan dorongan energi instan.
baca juga:jadwal syuting padat selama ramadan, hingga tak tidur selama 3 hari
baca juga:lawan australia, ujian berat patrick kluivert 
namun, lonjakan gula darah yang terlalu cepat dapat memicu peningkatan produksi insulin secara berlebihan. 
akibatnya, gula darah bisa turun drastis dalam waktu singkat, menyebabkan tubuh kembali lemas, mengantuk, pusing, bahkan mengalami kelelahan setelah berbuka. 
kondisi ini dikenal sebagai sugar crash. selain itu, konsumsi gula berlebih juga bisa memicu peradangan dalam tubuh yang, jika terjadi dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
selain berpengaruh pada keseimbangan energi, konsumsi makanan manis secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya. 
baca juga:lawan indonesia, tony popovic masukan 4 pemain baru
baca juga:harga gas lpg 3 kg tembus rp28 ribu pertabung
hal ini terutama terjadi jika gula yang dikonsumsi berasal dari pemanis buatan atau gula tambahan yang banyak ditemukan dalam minuman kemasan, sirup, dan kue manis. 
asupan gula berlebih tidak hanya menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara drastis, tetapi juga dapat memicu resistensi insulin, yang berisiko meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2.
lebih dari itu, kelebihan gula dalam tubuh akan disimpan sebagai lemak, sehingga berkontribusi pada kenaikan berat badan. 
oleh karena itu, meskipun berbuka dengan yang manis dapat memberikan energi cepat, tidak semua jenis makanan manis memiliki manfaat yang sama.
baca juga:kurang 24 jam, tangkap tersangka pembunuh tukang ojek online
baca juga:hujan deras, tiga pohon tumbang membuat arus lalulintas lumpuh 
sebagai pilihan yang lebih sehat, kurma sering dianjurkan untuk berbuka puasa. buah ini mengandung gula alami yang lebih stabil serta kaya akan serat, vitamin, dan mineral seperti kalium dan magnesium yang berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. 
kurma juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan makanan manis olahan, sehingga lebih aman dalam menjaga kestabilan kadar gula darah.
selain kurma, buah-buahan seperti pisang, apel, dan pepaya juga bisa menjadi alternatif yang baik. 
kandungan gula alami yang disertai serat dalam buah-buahan membuat pelepasan energi berlangsung lebih lambat dan stabil. 
baca juga:ramadan momen meraih keberkahan, pahala dan ampunan
baca juga:gelar penutupan khatam al quran hingga berbuka bersama warga binaan
jus buah tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan yang baik karena selain memberikan rasa manis alami, juga kaya akan antioksidan dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh setelah berpuasa.
kesimpulannya, berbuka dengan yang manis bukanlah hal yang salah, tetapi perlu dilakukan dengan bijak agar tidak berdampak buruk pada kesehatan. 
konsumsi gula alami dalam jumlah yang wajar dapat membantu tubuh mendapatkan kembali energi tanpa menyebabkan lonjakan gula darah yang berlebihan. 
sebaliknya, jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan manis justru bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas dan penyakit metabolik.
baca juga:thr asn oku timur cair mulai 19 maret 2025
baca juga:protes angkutan batu bara, sopir dan warga sempat bersitegang
karena itu, memilih makanan bergizi dengan kandungan gula alami, seperti kurma, buah-buahan segar, atau jus tanpa tambahan gula, adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan, mempertahankan energi, dan tetap menjalankan ibadah puasa dengan optimal. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi OKU EKSPRES 20 MARET 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan