Bulgalbi Ortodok

Bulgalbi Ortodok-Photo: istimewa-Gus munir

"Resto terbaiknya orang Ortodok".

Saya ingin tahu budaya mereka. Saya mendengar kerukunan agama di Ethiopia baik. Beda agama tidak sepenting beda suku. Yang lebih penting: suku dan bahasanya sama.

Tapi soal makanan sangat sensitif. Seperti di Pontianak (Disway 11 Desember 2022). Orang Islam di Ethiopia tidak mau makanan orang Kristen Ortodok. Takut tidak disembelih secara syariah.

Orang Kristen Ortodok juga tidak mau masakan orang Islam. Mereka punya syariah sendiri. Sebelun menyembelih hewan harus menggerakkan jari tiga kali: dada kiri, kanan dan dahi.

BACA JUGA:Tanggapi Dampak Sosial Korupsi Pertamina

BACA JUGA:Kemenag Bengkulu Alihkan Pemantauan Hilal

Saya ingat sopir travel ini tidak mau makan saat di Negash. Ikut masuk warung tapi tidak ikut makan. Tidak pula mau minum.

"Ini kan hari Jumat. Hari puasa," katanya. "Kami Ortodok harus puasa tiap hari Jumat dan Rabu," tambahnya.

Selasa lalu mereka juga sudah mulai puasa yang lain: puasa menjelang hari Paskah. Yang Kristen dan Katolik baru mulai puasa dua minggu lagi. Bagi penganut Ortodok puasa paskahnya 55 hari. Yang selain Ortodok 40 hari.

Begitu banyak hari puasa di Ortodok --meski puasanya lebih ringan.

BACA JUGA:Pelajar Diliburkan Sepekan Menyambut Ramadan

BACA JUGA:Banjir Rendam 2 Dusun

Puasa itu berlaku sejak tengah malam sampai tengah hari berikutnya. Maka ketika sang sopir saya ajak makan seusai salat Jumat ia mau.

Kami berangkat meninggalkan gereja Ortodok itu. Ke tengah kota Makelle. Parkir di depan bangunan lama. Seperti bukan restoran. Trotoar di depan bangunan itu lagi dibongkar. Trotoar baru sedang dibangun: lebar sekali. Pakai paving model Makelle. Di mana-mana trotoar lagi dibongkar. Pertanda ada geliat pembangunan.

Di dalam restoran itu ruangannya luas sekali. Redup. Bisa untuk 500 pengunjung. Restoran besar.

Tag
Share