Karambol Madinah
![](https://okuekspres.bacakoran.co/upload/578d4711f9da79e2f97a9911de414d47.jpg)
Ilustrasi Madinah-Photo: istimewa-Gus munir
Pun tidak semua toko tutup. Penerangan jalan dibuat begitu terang. Masih pula ada imbas cahaya gemerlap dari menara-menara masjid yang tinggi nan indah.
Saya terus menelusuri ''Time Square'' itu. Anda sudah tahu tujuan saya: ujung area itu.
Banyak makanan di sana. Baik yang ''kaki lima modern'' dari berbagai negara –termasuk kios bakso dijamin original dari Indonesia– mau pun kafe-kafe berkelas.
BACA JUGA:Lakukan Pengecekan Tanaman Jagung di Desa Binaan
BACA JUGA:Sandal Terjatuh di Sungai, Ar Rohim Tenggelam
Sasaran banyak orang: minum dan makan di tempat duduk open space yang santai –kebetulan udaranya sekitar 20 derajat celsius.
Saya ajak cucu pertama saya: Khalisa Marta Dinata –semester empat Universitas Ciputra. Tepatnya dia-lah yang ingin agar kai-nya menunjukkan lokasi yang pernah saya tulis di Disway setahun lalu itu.
Kini Gen Z kita –yang dulu sukanya ke Amerika– pun senang ke Madinah yang kian bersih, indah, dan tertata.
Sebenarnya saya juga ingin memamerkan ''Time Square'' Madinah ini ke Inul Daratista. Inul dan keluarga memang berada di rombongan kami.
BACA JUGA:Sri Mulyani Melarang PTN Menaikan UKT
BACA JUGA:AHY Kembali Bakal Calon Ketua Umum Partai Demokrat
Inul dan keluarga masih konsentrasi ibadah. Saya tidak ingin ganggu dulu. Masih banyak waktu.
Saya sendiri begitu sering membawa tamu makan di resto masakan Korea milik Inul di dekat rumah saya di SCBD Jakarta: Yongdaeri.
Di ujung ''Time Square'' itu pula ada masakan kesukaan istri saya: ayam bakar dimakan dengan nasi briani, serta roti naan dengan pasangan gule kambing.
Saya harus membawa pulang semua itu. Meski si Galuh sudah tidak galuh lagi, dia masih Banjar. Hatinyi pasti sangat ingin ke sana, membeli sendiri semua itu, tapi lututnyi pasti menjerit-njerit.