MBG 2025 Akan Hadapi Banyak Tantangan

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025. -Photo: istimewa-Eris

JAKARTA - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025. 

Direktur Kebijakan Publik CELIOS Wahyudi Askar menyebut program ini, yang menjadi salah satu janji politik utama dalam kampanye mereka, dirancang untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia. 

Namun, meskipun anggaran besar telah dialokasikan, pelaksanaan program ini masih menghadapi banyak tantangan.

"Saat ini, pemerintah sedang menjalankan uji coba untuk menentukan model implementasi yang paling efektif. Namun, tampaknya masih ada kebingungan dalam menetapkan strategi yang tepat," katanya Rabu 1 Januari 2025.

BACA JUGA:Jembatan Gantung di objek wisata Ayo Malus Putus

BACA JUGA:Drone Show dan Musi Cruise Memukau Warga Palembang

"Ketergesaan dalam pelaksanaan tanpa kajian mendalam berpotensi membuang sumber daya yang sudah terbatas. Selain itu, meniru mentah-mentah program serupa dari negara lain tanpa mempertimbangkan kondisi lokal Indonesia bisa menjadi jebakan besar," tambahnya.

Indonesia kata Wahyudi, memiliki tantangan unik, mulai dari wilayah geografis yang luas, infrastruktur yang belum merata, hingga ruang fiskal yang terbatas. 

Jika program ini tidak dirancang dengan hati-hati, risiko kegagalan implementasi sangat tinggi.

Berbagai pihak mengajukan kritik terhadap efektivitas dan keberlanjutan program MBG kata Wahyudi.

BACA JUGA:Mengantuk Hingga Tabrak Tiang LRT

BACA JUGA: 5 Tanda Kulit Terpapar Merkuri dari Produk Skincare

"Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi ketidakefisienan anggaran akibat distribusi rantai pasok yang terlalu panjang. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmerataan distribusi, kualitas makanan yang dipertanyakan, serta penghambatan keberlanjutan program," terangnya.*

Tag
Share