Uang Suara
Rektor pecat 2 oknum pegawai UIN Makassar terlibat produksi uang palsu. -Foto: istimewa-Gus munir
Tapi tidak ada partai yang mau mengusung AI. Konon dari sinilah soal uang palsu itu mulai diketahui. Dana untuk pelicin partai ternyata palsu.
Tapi ada juga laporan masuk ke polisi: seseorang membayar cicilan sepeda motor dengan uang palsu. Jumlahnya Rp 500.000. Lima lembar kertas merah. Usut-punya-usut unjung uang palsu itu di perpustakaan UIN Alauddin.
Lokasi persis pembuatannya adalah di lantai tiga gedung perpustakaan itu. Bagi Anda yang pernah ke UIN letak perpustakaan itu sendiri dekat fakultas Adab yang AI pernah jadi wakil dekannya.
BACA JUGA:Pak Tarno Dapat Bantuan Rp50 Juta dari Willie Salim
BACA JUGA:Liverpool Kalahkan Leicester City, Salah Cetak Gol Kandang ke-100
Nama perpustakaan ini: Perpustakaan Maulana Syekh Yusuf, nama ulama terkemuka Makassar yang berdakwah sampai Afrika Selatan --wafat di sana.
Di lantai tiga perpustakaan itulah mesin cetak uang palsu itu dipasang. Di berita media disebutkan: mesin itu canggih sekali. Buatan Tiongkok. Seharga Rp 600 juta.
Setelah saya lihat fotonya, ternyata itu mesin cetak offset biasa. Bahkan bukan mesin yang mahal. Di dunia percetakan itu tergolong mesin murahan. Mereknya pun tidak terkenal sama sekali: GM. Serinya 25711NP-2S.
Itu juga bukan mesin yang lengkap. Kalau saya lihat fotonya, mesin itu hanya bisa untuk mencetak dua warna. Tidak cocok untuk mencetak yang.
BACA JUGA:Cole Palmer Pecahkan Rekor Selama Dua Dekade
BACA JUGA:8 Tips Agar Parfum Tahan Seharian
Berarti, kalau untuk mencetak empat warna, harus ”naik mesin” dua kali. Cetak dulu dua warna. Lalu mesinnya dicuci. Bak tinta dua warna dibersihkan. Diisi dua warna lainnya.
Padahal mesin empat warna pun belum cocok untuk mencetak uang --apalagi dua warna.
Berarti penggunaan mesin dua warna ini sungguh amatiran. Seandainya ia terpilih jadi bupati pun rasanya juga akan jadi bupati yang amatiran.
Untuk mencetak uang, mesin yang harus digunakan tidak hanya empat warna. Harus enam warna.