Uang Suara
Rektor pecat 2 oknum pegawai UIN Makassar terlibat produksi uang palsu. -Foto: istimewa-Gus munir
BACA JUGA:6 Langkah Ampuh Redakan Sakit Pinggang Akibat Duduk Terlalu Lama
BACA JUGA:Aksi Demo BEM Tolak PPN 12 Persen Diwarnai Lempar Uang ke Istana
Tidak banyak perusahaan yang punya mesin cetak enam warna. Harus kelas Peruri (percetakan uang negara), atau perusahaan sekelas Gudang Garam dan Djarum. Harga mesinnya di atas Rp 100 miliar.
Maka dengan mesin seharga Rp 600 juta, pastilah hasil cetakan uang di UIN itu sangat mudah diketahui palsunya.
Dengan mesin dua warna pasti pula banyak sekali ”uang rusak” dihasilkan oleh mesin itu. Yakni uang yang gambar dan warnanya tidak menyatu. Jadi sampah. Sampah uang. Entah di mana sampah uang itu sekarang. Mungkin selalu dibakar.
Dari sinilah saya akhirnya memahami mengapa yang dicetak hanyalah uang lembaran Rp 100.000. Biaya mencetaknya mahal. Kertasnya harus bagus. Juga mahal. Belum ada pabrik kertas di dalam negeri yang bisa menghasilkan kertas bermutu uang.
BACA JUGA:Respon INDEF Soal Banyaknya Penolakan Kenaikan PPN 12 %
BACA JUGA:Luncurkan Gerakan '7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat'
Maka tidak heran bila ongkos cetak uang palsu di UIN ini satu lembarnya sampai Rp 57.000. Berarti kalau mencetak lembaran Rp 50.000 ia justru rugi.
Tingginya ongkos cetak itu juga terkait dengan mutu mesin. Dalam dunia percetakan Tiongkok belum dikenal sebagai negara yang mampu membuat mesin cetak bermutu tinggi. Jerman-lah juaranya. Di bawah itu hanya ada Italia.
Lalu, kalau bukan Andi Ibrahim siapa otak pencetakan uang palsu itu?
Ada satu nama yang juga disebut dalam kasus ini: Annar Salahuddin Sampetoding, disingkat ASS. Tapi belum jelas apa peran Annar. Ia sudah dipanggil polisi tapi belum datang ke kantor polisi.
BACA JUGA:Pastikan Embun bukan Asap
BACA JUGA:Heboh Pernikahan Fantastis di Muba Mahar Rp1 Miliar dan Berlian
Tentu kita tidak boleh menyangka Annar-lah otaknya. Untuk apa. Ia seorang pengusaha yang cukup ternama di Makassar. Namanya masuk dalam daftar panasihat tim pemenangan calon gunernur Sulsel yang terpilih.