Rahasia Efektif Agar Anak Mau Mendengarkan Tanpa dengan Teriakan
Ilustrasi orang tua berteriak dengan anak. -Foto: SHUTTERSTOCK-Gus munir
Secara umum, berteriak adalah ekspresi kemarahan yang dapat menakuti anak dan membuat mereka merasa tidak aman.
Di sisi lain, berbicara dengan nada tenang dan lembut memberikan rasa nyaman dan diterima, yang pada akhirnya membantu anak lebih mendengarkan.
Lebih dari itu, berteriak yang disertai kata-kata kasar dapat dianggap sebagai pelecehan emosional. Dampaknya bisa sangat serius, seperti meningkatnya rasa cemas, harga diri rendah, hingga agresi.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini juga rentan terhadap perundungan karena memiliki pemahaman yang salah tentang batasan sehat dan penghargaan diri.
BACA JUGA:Pajak Daerah Sumsel Capai 105,10% di Akhir 2024
BACA JUGA:Jantung Ayam Masak Krim Asam Keju, Hidangan Lezat dan Bergizi untuk Keluarga
Tips Bicara dengan Anak Tanpa Nada Tinggi
Berikan Instruksi Secara Bertahap
Hindari memberikan banyak instruksi sekaligus. Misalnya, daripada mengatakan, "Matikan TV, ganti baju, sikat gigi, dan cuci muka," coba berikan satu perintah sederhana terlebih dahulu. Setelah selesai, lanjutkan ke langkah berikutnya.
Gunakan Kalimat Singkat dan Jelas
Anak-anak cenderung kehilangan fokus jika orang tua terlalu banyak berbicara. Sampaikan permintaan secara singkat dan langsung ke intinya.
Gunakan Pendekatan Visual dan Fisik
Mendapatkan perhatian anak akan lebih mudah jika melibatkan kontak mata atau sentuhan lembut, seperti meletakkan tangan di bahu mereka. Hal ini membantu anak lebih fokus pada apa yang dikatakan.
Hindari Terlalu Banyak Pengulangan
Mengulang-ulang perintah bisa membuat anak terbiasa untuk tidak langsung mendengarkan. Berikan instruksi maksimal dua kali saja, dan tegakkan konsekuensi yang jelas jika tidak diikuti.