Datuk ITB
Pengguntingan pita sebagai peresmian Gedung Labtek baru ITB oleh Datuk Low Tuck.-Foto: Disway-Gus munir
Oleh: Dahlan Iskan
Saya bertemu Datuk Low Tuck Kwong lagi. Kemarin. Kali ini di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta –di ruang tunggu khusus untuk naik pesawat pribadi.
Anda masih ingat: saya pernah bertemu Datuk di kebun binatang miliknya di pedalaman Kaltim, dekat tambang batu baranya: PT Bayan. Pertemuan itu saya tulis di Disway beberapa seri yang lantas dibukukan dengan judul Durian Low.
"Ini dia Durian Low," ujar Ferry Humato sambil mengeluarkan buku tersebut dari dalam tasnya.
Ferry adalah asisten Datuk yang kemarin menemani kami ke Bandung. Satu lagi yang juga ikut terbang dengan pesawat Gulfstream itu: Alexander Ery Wibowo, direktur PT Bayan.
BACA JUGA:Profesi Pengacara Farhat Abbas Terancam Dipecat
BACA JUGA:Isa Zega Dipolisikan Ibadah Umbrah Gunakan Mukena
"Tidak capek?" sapa Datuk di ruang tunggu. Datuk tahu saya baru beberapa jam lalu mendarat dari Amerika. Kini ikut ke Bandung: menyaksikan peresmian gedung laboratorium (Labtek) ke-XVII di ITB.
Itulah gedung sumbangan dari Datuk. Empat lantai. Di lokasi yang dulunya bangunan semi permanen.
"Yang ini bukan sumbangan dari PT Bayan," ujar Prof Dr Purnomo Yusgiantoro. "Ini dari kantong pribadi Datuk," tambahnya.
Anda sudah tahu siapa Purnomo: menteri ESDM tiga presiden (Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, dan SBY) dan mantan menteri pertahanan.
BACA JUGA:Vadel Badjideh Ingin Buktikan Bucin ke Mamanya Lolly
BACA JUGA:Manchester City Perpanjang Kontrak Pep Guardiola
Ia alumni teknik perminyakan ITB. Pernah jadi komut di PT Bayan, perusahaan batu bara dengan laba terbesar di Indonesia. Seumuran dengan saya.