Tegak Lurus

Jumat 25 Oct 2024 - 20:03 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Pun logistiknya. Sampai ke penerjunan pasukan pendahulu. Pengerahan pasukan Zeni. Pun analisis risiko dan escape-nya.

Salah satu keunggulan manajemen ala militer adalah ketaatan pada komandan: ketaatan tegak lurus.

BACA JUGA:Tingkatkan Ketertiban Lalu Lintas

BACA JUGA:Senang Film Dokumenter All Access to Rossa: 25 Shining Years Tayang di 3 Negara

Ketika militer diterjunkan ke medan-laga pikirannya hanya satu: memenangkan perang.

Di medan perang tidak ada kemewahan. Tidur seadanya. Makan apa yang ada. Bisa-bisa tidak tidur dan tidak makan.

Selama tiga hari ke depan para menteri digodok di kompleks Akademi Militer dengan gaya militer.

Sepulang ke Jakarta mereka tentu akan terobsesi untuk bisa menerapkan manajemen gaya militer yang mereka dapat.

Minggu pertama mungkin mereka berkeinginan menurunkan ilmu Magelang ke anak buah di Jakarta. Ke eselon satu. Mungkin eselon satu akan setuju dan siap mengikuti ajaran itu.

BACA JUGA:Ari Lasso Umumkan Telah Bercerai dari Vitta Dessy

BACA JUGA:Dipecat, Mancini Ungkap Alasan Arab Saudi Gagal Berprestasi

Persoalan muncul ketika ajaran itu sampai ke eselon dua. Apalagi tiga.

Di birokrasi yang benar-benar berkuasa adalah eselon tiga. Mantan Wapres Jusuf Kalla pernah membuka itu blak-blakan. Yang sebenar-benar menjalankan roda pemerintahan adalah eselon tiga.

Di militer ketaatan tegak lurus bisa jalan. Di birokrasi, eselon tiga lebih taat pada peraturan. Yakni ''peraturan yang tertulis''. Komandan mereka adalah peraturan.

Bahkan seandainya pun SDM birokrasi kita dari manusia cerdas kelas satu, tetap saja akan menjadi bodoh di depan peraturan.

BACA JUGA:Dari Gucci Hingga Le Minerale Berebut Pemain Timnas Jadi Bintang Iklan

Kategori :