MENIRAN sering ditemukan tumbuh berdekatan dengan ilalang dan rerumputan, sehingga terkadang dianggap sebagai gulma biasa.
Meniran nama Latinnya adalah Phyllanthus urinaria (daun merah) dan Phyllanthus niruri (daun hijau). Tanaman ini memiliki daun lonjong mirip dengan putri malu, batang tipis, dan daun kecil-kecil bulat tanpa duri.
Dapat ditemukan di iklim tropis, meniran sering terabaikan meskipun kaya manfaat sebagai obat tradisional untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Daun meniran mengandung Phyllanthenol, Limonene, Phyllantheol, dan Phyllanthenone, yang dapat mencegah pembentukan batu ginjal dengan cara mengurangi kristal oksalat.
BACA JUGA:Lantik 39 Pejabat, Dua Diantaranya Eselon II
Rebusan daun meniran bermanfaat untuk menurunkan kadar batu ginjal, cocok untuk penderita batu ginjal, batu empedu, dan gangguan saluran kandung kemih.
Meniran mengandung flavonoid filatin, tanin, lignan, hipofilantin, dan asam galat yang dapat mengatasi infeksi seperti influenza, ISPA, TBC, hepatitis B, varicella, herpes zooster, hingga kadidiasis vagina serta menurunkan risiko penyakit liver.
Bagi penderita darah tinggi, meniran mengandung methyl brevifolin carboxylate yang dapat melemaskan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah.
Kandungan nirtetralin membantu mengatasi virus hepatitis B. Selain itu, Meniran dapat menghambat pembentukan enzim yang mengubah purin menjadi asam urat, bermanfaat untuk penderita asam urat.
BACA JUGA:Lestarikan Warisan Budaya, Gelar Serasehan Adat Suku Daya
Meskipun memiliki banyak manfaat, meniran tidak disarankan untuk penderita autoimun, ibu hamil, menyusui, atau yang alergi pada meniran.
Cara mengonsumsinya adalah merebus 30 gram daun meniran dan batang yang sudah dicuci bersih dengan 450 ml air.
Rebus selama 15-20 menit hingga air menyusut, matikan kompor, dan minum rebusan Meniran saat masih hangat. (*)
BACA JUGA:5 Desa Dinobatkan Sebagai Desa Tangguh Bencana