BACA JUGA:Nugget Pisang Mayo Cheese
BACA JUGA:Lezat dan Klasik: Resep Madu Mongso, Jajanan Tradisional yang Manis dan Legit
Hari pertama Ari mempelajari sistem safety di apartemen itu. Di Amerika soal keamanan dan keselamatan adalah nomor satu.
Dia pelajari semua dokumen sistemnya. Dia lihat semua lokasi alat-alatnya. Dia pelajari cara mengoperasikannya, termasuk di saat terjadi masalah.
Hari kedua dia pelajari seluruh dokumen mengenai siapa saja penghuni perumahan itu. Apa dan siapa mereka. Komplain apa saja yang pernah mereka lakukan. Dia pelajari sangat detail.
Setelah seminggu berlalu Ari dinyatakan berkompeten. Memuaskan. Ditawari kontrak kerja setahun. Setelah itu baru dipertimbangkan apakah bisa menjadi karyawan permanen.
BACA JUGA:Rahasia Lembut Kembang Tahu: Hidangan Tradisional yang Melembutkan Lidah dan Hati
BACA JUGA:Resep Spaghetti Aglio e Olio, Hidangan Sederhana yang Terkenal dari Italia
Dalam tiga bulan Ari sudah ditawari untuk diangkat sebagai manajer permanen. Setahun kemudian diserahi juga mengelola gedung apartemen lainnya. Dan lainnya lagi.
Enam tahun sebagai manajer properti Ari ingin meloncat: ke Apple. Kebetulan ada lowongan di Apple. Hanya part time. Sebagai Indonesian QA tester. Untuk memvalidasi apps berbahasa Indonesia.
Ari percaya bahwa orang yang bersungguh-sungguh akan sukses di mana pun ditempatkan. Dia tidak ragu meninggalkan pekerjaan enaknyi. Jabatan mapannyi. Gaji tingginyi.
Dia pamit ke bos pemilik properti itu. Seorang kulit putih. Pengikut Mormon –aliran gereja yang sangat dekat dengan Islam: dilarang makan babi dan boleh poligami.
BACA JUGA:Sering Dianiaya hingga Dibekap Bantal oleh Pacar, Mahasiswi di Palembang Lapor Polisi
BACA JUGA:BPKP Sumsel Bakal Ngantor di OKU Selatan
Ia menerima permintaan mundur Ari. Sebenarnya si bos senang mempekerjakan orang Islam seperti Ari.
Meski sudah begitu nyaman Ari tetap pindah dari zona hijau ke zona merah. Itu karena dia yakin akan bisa mengubah merah menjadi hijau.