Katolik Kristen

Jumat 13 Sep 2024 - 20:36 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Untuk mulai membangunnya tidak perlu menunggu dana terkumpul. Daulat cukup meminjam satu alat berat dari PU. Hanya perlu bayar satu orang operator dan membeli bahan bakarnya.

Dengan satu alat berat itu Daulat merintis jalan menuju puncak bukit. Jauhnya 1,2 km. Naik dan naik. Berliku. Mengikuti kontur bukit.

BACA JUGA:Nikmati Kelezatan Ayam Pop di Rumah dengan Resep Sederhana

BACA JUGA:Manfaat dan Cara Penggunaan Cuka Apel untuk Rambut

Ketika sudah terbuka sampai puncak dilakukanlah pemotongan puncaknya. Agar bisa didapat tanah rata di puncak itu.

Jadilah ketinggiannya berkurang. Jadi tinggal 90 meter dari permukaan air danau Toba.

Badan jalan yang dibuat Daulat lebarnya 12 meter. Batu mudah didapat di sana. Tidak perlu beli. Kualitas badan jalan pun bagus.

Tinggal dilakukan pengaspalan. Selebar 7 meter. Tidak banyak lagi biaya. Setelah badan jalan selesai barulah mereka minta bantuan pengaspalan dari PU pusat.

Dengan mudah permintaan itu dipenuhi --karena badan jalan sudah jadi. Berapa miliar rupiah kalau proyek itu pakai dana negara.

BACA JUGA:Tips Mengatasi Minyak Goreng Tengik dengan Bahan Alami

BACA JUGA:5 Cara Ampuh Atasi Asma Tanpa Obat

Untuk membangun patungnya Daulat yang merancang. Mulai bentuk sampai rancangan konstruksinya.

Bahwa tinggi patung sampai 61 meter itu supaya bisa disebut yang tertinggi di dunia. Sudah bisa mengalahkan yang di Polandia: 52 meter.

Jauh mengalahkan yang paling terkenal di dunia, yang di Rio de Janeiro itu, yang saya pernah ke sana: 30 sampai 38 meter.

Daulat bukan Katolik. Ia protestan. Gerejanya GKPI --Gereja Kristen Protestan Indonesia. Tidak masalah. Sama-sama Yesus. Tapi tetap ada "warna" Kristennya di patung itu.

Lihatlah dari jauh. Dari jarak yang sampai tidak terlihat detail wajah Yesusnya. Yang tampak tinggal siluetnya. Maka patung itu akan terlihat seperti salib.

Kategori :