OKU EKSPRES - Pavel Durov, pendiri aplikasi pesan populer Telegram, ditangkap oleh polisi Prancis pada 24 Agustus 2024.
Pria berusia 39 tahun yang lahir pada 10 Oktober 1984 di Leningrad, Uni Soviet (sekarang dikenal sebagai Saint Petersburg, Rusia) ini ditahan di Bandara Le Bourget, yang berlokasi dekat Paris.
Penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan surat perintah yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang melibatkan Telegram.
Menurut laporan dari BBC, Durov ditahan saat sedang bepergian dengan jet pribadinya.
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo sukses meraih 1 juta subscriber hanya dalam waktu 90 menit
BACA JUGA:Apple Turunkan Harga iPhone 15, Saatnya Buru atau Tunggu iPhone 16?
Telegram, yang didirikan oleh Durov pada tahun 2013, telah menjadi sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya.
Aplikasi ini sempat dilarang di Rusia pada tahun 2018 setelah Durov menolak untuk menyerahkan data pengguna kepada pemerintah, namun larangan tersebut dicabut pada tahun 2021.
Insiden ini memicu reaksi dari berbagai kalangan, mengingat sejarah panjang Durov dalam menentang tekanan pemerintah.
Pada tahun 2014, Durov meninggalkan Rusia setelah menolak permintaan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte yang ia dirikan pada tahun 2006, sebelum akhirnya ia menjualnya.
BACA JUGA:Tersangka Ahmad Novan Cs Didakwa Korupsi Rugikan Negara Rp3,9 Miliar
BACA JUGA:Petugas Bubarkan Aksi Balap Liar di Komplek Perkantoran Tanjung Senai Ogan Ilir
Saat ini, Kedutaan Besar Rusia di Prancis tengah berupaya mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai situasi ini.
Penangkapan Durov menarik perhatian khusus karena perannya dalam dunia teknologi dan perlawanan terhadap kontrol pemerintah atas informasi. (*)
BACA JUGA:Aparat Bekuk 2 Jukir yang Tombak Pria hingga Tewas di Jalan Radial Palembang