BATURAJA, OKU EKSPRES - Rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) OKU 2024 menjadi tidak kondusif.
Itu setelah sejumlah simpatisan salah satu pasangan calon (paslon) menggelar aksi protes di depan hotel di Jl Ahmad Yani, Baturaja. Ketegangan yang terjadi berujung pada kericuhan dan aksi anarkis.
Insiden ini merupakan bagian dari simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang dirancang untuk menggambarkan penanganan aksi unjuk rasa yang berkembang menjadi kekerasan.
Simulasi ini dilaksanakan dengan struktur yang mencerminkan berbagai tingkat eskalasi potensi kerawanan di lapangan.
BACA JUGA:Viral! Pria Diduga Kerap Maling Tabung Gas Nyaris Diamuk Massa
BACA JUGA:Anti Gempa
Dalam skenario tersebut, para simpatisan yang kecewa dengan hasil pleno KPU memulai unjuk rasa secara damai.
Namun, saat jumlah massa meningkat, suasana memanas dan terjadi aksi dorong-mendorong dengan petugas keamanan.
Lemparan dari arah massa memaksa petugas Dalmas untuk mengambil tindakan pengamanan.
Ketika situasi semakin tak terkendali, satuan Dalmas yang dilengkapi dengan tameng dan pentungan dikerahkan.
BACA JUGA:Implementasi Sertipikat Tanah Elektronik Sudah Melampaui Target
BACA JUGA:Massa Unjuk Rasa Bentrok Dengan Polisidi Gedung DPR
Anggota KPU OKU juga harus dievakuasi dari lokasi. Kerusuhan semakin parah ketika ratusan anggota Brimob dari Batalyon C, Martapura, tiba dengan mobil water cannon (AWC) untuk membubarkan massa.
Massa yang semakin agresif akhirnya disemprot dengan air oleh AWC, memaksa mereka mundur.
Namun, ketegangan meningkat lagi saat massa yang melarikan diri mulai menjarah Citimall Baturaja.