Sepanjang gubernur masih dipilih rakyat, pasti takut tidak terpilih lagi. Perbuatan menyetop polusi Jakarta akan ditentang siapa pun –karena banyaknya kepentingan pribadi di atas.
Tidak realistis mengharap gubernur Jakarta berbuat mengatasi polusi.
Maka tinggal pemerintah pusat yang harus melakukannya. Memang seorang presiden juga takut tidak terpilih. Tapi kalah Pilpres di Jakarta masih bisa terpilih sebagai presiden Indonesia.
BACA JUGA:Hadapi Timor Leste, Timnas Indonesia U-19 Buru Tiket Semifinal
BACA JUGA:Indonesia Kirim 29 Atlet di Olimpiade Paris 2024, Diantaranya Cabor Debutan
”Kejadian luar biasa harus ditangani dengan cara luar biasa".
Polusi di Jakarta adalah kejadian ''luar biasa, tingkat dunia''. Maka langkah biasa-biasa saja tidak mungkin bisa mengatasinya.
Presiden terpilih Prabowo Subianto mungkin juga tidak bisa. Atau tidak mau. Terutama kalau masih berharap ingin jadi presiden dua periode.
Kalau pun Prabowo hanya ingin satu periode, wakilnya tentu ingin naik kelas.
Maka kita masih berharap kepada presiden yang sekarang. Di masa injury time ini Presiden Jokowi bisa berbuat luar biasa untuk kejadian luar biasa di Jakarta.
BACA JUGA:Tips Agar Kuku Palsu Lebih Awet Menempel dan Aman Saat Digunakan
BACA JUGA:Honor Magic Vs3, Smartphone Lipat Miliki Fitur Premium, Cek Spesifikasi dan Harganya !
Katakanlah ini perbuatan terakhir untuk Jakarta sebelum ia tinggalkan ke IKN.
Anda sudah tahu: Presiden Jokowi masih bekerja dengan kecepatan penuh di etape terakhir masa jabatannya. Bahkan seperti meniru para pelari maraton –mempercepat langkah menjelang garis finis.
Toh Presiden Jokowi punya samurai emas: Menko Luhut Pandjaitan –di samping Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Saya pun ingin Anda juga menyumbang ide untuk Jakarta: apa saja yang harus dilakukan pemerintah pusat untuk mengatasi polusi Jakarta.