Penjualan Mobil di Indonesia Menurun

Minggu 14 Jul 2024 - 08:19 WIB
Reporter : Eris Munandar
Editor : Gus Munir

OKU EKSPRES, JAKARTA- Per Mei 2024 ini, jumlah penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan sebesar 21 persen atau menjadi 334 ribu unit. 

Tidak hanya itu, sektor penjualan kendaraan mobil domestik di Indonesia selama 10 tahun ini juga terus mengalami stagnansi, dimana penjualan untuk kendaraan roda dua di pasar domestik sebesar 6,2 juta unit dan ekspornya mencapai 570 ribu unit pada tahun 2023.

Menurut Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan suku bunga global, lonjakan NPL, pengetatan pemberian kredit dari perusahaan pembiayaan.

"Salah satu faktor pemicu stagnasi pasar mobil adalah harga mobil baru tidak terjangkau oleh pendapatan per kapita masyarakat. Gap antara pendapatan rumah tangga dan harga mobil baru makin lebar," ujar Kukuh dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Wapres Minta TNI-Polri Melek Teknologi

BACA JUGA:Suami BCL hadiri pemeriksaan

Melihat keadaan ini, Gaikino memutuskan untuk mempertimbangkan kemungkinan merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit, dengan mempertimbangkan sejumlah faktor penekan pasar.

"Pertumbuhan ekonomi nasional mau tak mau harus dinaikkan menjadi 6-7 persen per tahun agar Indonesia keluar dari jebakan 1 juta unit pasar mobil domestik. Dengan begini, pendapatan per kapita dapat naik 5 persen hingga 6 persen per tahun, mendorong kelompok upper middle naik kelas ke affluent income group," tegas Kukuh.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika juga sudah mengusulkan adanya kebijakan fiskal berupa pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) guna mengatasi stagnansi pembelian kendaraan mobil domestik di Indonesia.

"Terkait dengan upaya peningkatan penjualan mobil baru saat ini, dengan berkaca pada success story program sebelumnya, langkah yang dapat kita lakukan adalah memberikan insentif fiskal bagi kendaraan yang diproduksi di dalam negeri," tukas Putu.

BACA JUGA:Alasan Mbappe Tampil Tak Maksimal di EURO 2024

BACA JUGA:Bawa Spanyol ke Final, Yamal Pecahkan Rekor Pele yang Bertahan 66 Tahun

Kategori :