OKU EKSPRES COM -- Stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA) sering dianggap tidak berbahaya karena tidak meninggalkan kerusakan fisik permanen. Namun, kondisi ini sebenarnya merupakan tanda peringatan adanya risiko stroke lebih serius di kemudian hari.
Gejala yang muncul biasanya mirip dengan stroke, seperti mati rasa mendadak, kelemahan atau kelumpuhan, bicara pelo, gangguan bahasa, kehilangan ingatan, penglihatan buram, kebingungan, hingga sakit kepala hebat.
Meskipun gejalanya hanya berlangsung singkat, pengalaman mengalami stroke ringan dapat meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Banyak orang yang kemudian merasa cemas, khawatir, bahkan mengalami trauma akibat ketakutan serangan itu terjadi kembali.
PTSD Pasca Stroke Ringan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan stres pascatrauma (PTSD) bisa berkembang setelah seseorang mengalami stroke ringan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya kecemasan berlebihan, mimpi buruk, kilas balik, hingga kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial.
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Stroke Non Hemoragik dan Hemoragik
BACA JUGA:Terapi Pasca serangan Stroke: Cara Pulihkan Fungsi Tubuh dan Pikiran
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Stroke tahun 2014, ditemukan hampir sepertiga penderita stroke ringan mengalami gejala PTSD. Selain itu, sebagian mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan penurunan kualitas hidup, baik secara fisik maupun mental.
Pilihan Penanganan PTSD Setelah Stroke Ringan
Walau tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan PTSD, beberapa metode pengobatan dapat membantu meringankan gejala yang dialami penderita, antara lain:
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat untuk membantu mengatasi gangguan suasana hati atau kecemasan yang menyertai PTSD.
Terapi Pemrosesan Kognitif (Cognitive Processing Therapy)
Jenis terapi ini berfokus pada bagaimana seseorang memahami pengalaman traumatis dan membantu mengubah pola pikir negatif yang menghambat pemulihan.
BACA JUGA:Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke: Kenali Tanda dan Langkah Tepat