OKU EKSPRES.COM - Aroma khas kemplang panggang menyeruak di sepanjang Jalan Lintas Tengah Sumatera, tepatnya di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur.
Di balik warung sederhana yang berdiri di tepi jalan itu, seorang pria bernama Heru Tata dengan tekun membangun bisnis yang kini menjadi salah satu pelaku UMKM lokal yang patut diperhitungkan.
Tak banyak yang menyangka, merek Kemplang Tata yang kini mampu menghasilkan omzet harian antara Rp1 hingga Rp2 juta, dulunya hanya berawal dari usaha kecil berupa penitipan dagangan.
Sekitar tahun 2011, Heru memulai usahanya dengan menjual kemplang buatan orang lain di warung miliknya, memperoleh keuntungan tak lebih dari Rp2.000 per bungkus.
Namun dari situlah muncul gagasan untuk memproduksi sendiri.
BACA JUGA:Omzet Melejit, Kisah Sukses UMKM Kuliner Kurma yang Tumbuh Bersama Rumah BUMN BRI Jakarta
“Saya pikir, kenapa hanya jadi pengecer? Kalau bikin sendiri, keuntungannya bisa lebih besar,” ujar Heru saat ditemui di warungnya pada Kamis (24/7).
Dengan tekad kuat, ia memutuskan pergi ke wilayah Meranjat dan Tebing Gerinting di Kabupaten Ogan Ilir (OI), bermalam di sana demi menemukan produsen kemplang mentah.
Usahanya tak sia-sia. Ia berhasil menjalin kerja sama dengan pemasok yang rutin mengirimkan bahan baku ke warungnya.
Tak hanya dari Ogan Ilir, Heru juga mendapatkan pasokan kemplang mentah dari Ogan Komering Ilir (OKI).
BACA JUGA:Terus Tumbuh dan Naik Kelas Karena BRI, UMKM Teh Asal Bogor Sukses Tembus Rantai Pasok Global
BACA JUGA:Ikuti Kebutuhan Pasar, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional
Uniknya, pembelian bahan baku ini tak berdasarkan berat, melainkan jumlah per karung—sekitar 4.000 keping kemplang per karung.
Dalam kondisi normal, Heru bisa membeli satu hingga lima karung tergantung cuaca dan kondisi penjualan.