OKU EKSPRES- Setiap tahunnya, sekitar 15 ribu kasus baru kanker serviks ditemukan di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu dengan jumlah penderita terbanyak di dunia menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis kanker yang menyerang bagian organ reproduksi wanita, tepatnya di area antara rahim dan vagina. Penyebab utama penyakit ini adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), khususnya tipe 16 dan 18, yang diketahui paling sering memicu perkembangan kanker pada jaringan serviks.
Pentingnya Deteksi Dini untuk Mencegah Kanker Serviks
Penularan HPV biasanya terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman. Namun kabar baiknya, kanker serviks sangat mungkin dicegah. Salah satu langkah pencegahan yang efektif adalah dengan melakukan deteksi dini secara rutin serta mendapatkan vaksinasi HPV.
Berikut beberapa metode pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks:
BACA JUGA:Menggali Potensi Daun Sirsak untuk Menghambat Kanker
BACA JUGA:OPPO Reno13 5G di Indonesia, Bawa Kamera 50MP, Layar AMOLED, dan Tahan Air IP69
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Merupakan metode paling sederhana dan ekonomis. Leher rahim dibalur dengan asam asetat (25 persen) dan perubahan warna dianalisis untuk melihat adanya kelainan.
Pap Smear
Pemeriksaan ini melibatkan pengambilan sel dari permukaan serviks untuk diperiksa di laboratorium. Ada dua jenis pap smear, yaitu metode konvensional dengan akurasi 50–70 persen dan metode ThinPrep dengan akurasi sekitar 80 persen.
Tes DNA HPV
Metode molekuler yang sangat akurat, mencapai hingga 99 persen. Tes ini mampu mengidentifikasi keberadaan virus HPV bahkan sebelum sel menunjukkan perubahan menjadi kanker.
Kolposkopi
Pemeriksaan lanjutan menggunakan alat pembesar bernama kolposkop untuk melihat kondisi serviks secara lebih detail. Jika ditemukan kelainan, dokter akan melakukan biopsi guna menilai tingkat keganasan sel.