Carut-Marut Aturan Beli BBM dengan Barcode di SPBU Bikin Masyarakat Makin Susah
Berdasarkan pantauan di SPBU 24.311.39 Cambai pada Rabu, 9 Oktober 2024, antrean yang biasanya panjang kini tampak sepi.-Photo: istimewa-Eris
PRABUMULIH - Puluhan pengendara mobil di Prabumulih mengalami kekecewaan saat mencoba mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Banyak dari mereka tidak dapat mengisi BBM karena sejumlah SPBU mulai menerapkan sistem barcode.
Berdasarkan pantauan di SPBU 24.311.39 Cambai pada Rabu, 9 Oktober 2024, antrean yang biasanya panjang kini tampak sepi.
Hal ini disebabkan banyak pengendara yang tidak memenuhi syarat untuk mengisi Pertalite.
BACA JUGA:Harta 3 Bandar Narkoba Internasional di Palembang Disita, Capai Miliaran Rupiah
BACA JUGA:Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Ditarget Selesai 2026
Wawan, salah satu pengendara, menyatakan kekecewaannya karena tidak bisa mendapatkan Pertalite.
"Terpaksa isi Pertamax dulu hari ini, jadi merasa jadi orang kaya," ungkapnya saat mengisi Pertamax senilai Rp100 ribu.
Pengendara lain, Agus, mengaku harus mengurus pembuatan barcode terlebih dahulu. "Tadi tidak bisa isi BBM karena belum ada barcode, jadi harus buat barcode dulu," terangnya.
Ia yang berasal dari Palembang dan bekerja di Prabumulih terpaksa memarkir mobilnya dan meminta bantuan petugas SPBU untuk pembuatan barcode.
BACA JUGA:Penting Jaga Sinergi Ulama dan Umaro
BACA JUGA:SPBU Tebing Gading Beroperasi 24 Jam, Muhtadin Bantah Dijual untuk Pilkada
"Alhamdulillah bisa mengisi setelah selesai. Kita setuju sistem ini diterapkan agar pengisian BBM tertib dan subsidi tepat sasaran," tambahnya.
Namun, tidak semua pengendara merasa senang. Andre, yang juga mencoba mengisi BBM, merasa frustrasi karena tangki mobilnya hampir kosong dan waktu semakin mendesak.*