Vina Meritokrasi

Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir

Saya juga heran: kenapa ikut-ikutan menulis soal Vina. Kan lebih baik soal kenaikan biaya kuliah.

Kalau alasannya lagi viral kan sama viralnya. Kenaikan biaya kuliah lebih penting dibahas --bagi sebagian orang.

Saya sebenarnya juga ingin menulis soal itu. Sudah komunikasi intensif dengan ahli pendidikan online dari Universitas Petra: Felix Pasila. Yakni pemegang paten sistem Verse.

Sudah diskusi panjang. Tapi belum lengkap. Keburu terbang ke New York. Saya janji untuk bertemu lagi sepulang dari Amerika.

BACA JUGA:Pamerkan Kain Bidak dan Produk Unggulan OKU Timur di Sriwijaya Expo 2024

BACA JUGA:Dua Hari, Empat Korban Hanyut Akibat Banjir Ditemukan

Sebenarnya aneh: bagaimana di zaman seperti ini masih berebut masuk perguruan tinggi konvensional. Apalagi dengan biaya yang naik terus.

Bukanlah untuk pintar sekarang ini bisa belajar sendiri. Hampir tanpa biaya?

Bukankah guru-guru terbaik di dunia kini ada di rumah siapa saja. Juga di rumah Anda. Bahkan di genggaman Anda.

Tentu tetap perlu guru. Lebih tepatnya mentor. Atau teman diskusi. Tapi tidak perlu lagi tiap pagi memenuhi jalan menuju kampus. Biayanya pun lebih murah.

Kenapa harus menghabiskan energi untuk protes. Atau membuat hati sakit. Biarkan universitas menaikkan terus biaya pendidikan mereka. Semau mereka.

BACA JUGA:Dikunjungi RI 1, Bergegas Bersihkan Kawasan Pasar

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Dukung Promosi Produk Unggulan ke Tingkat Nasional dan Internasional

Anda cukup memutuskan: tidak perlu kuliah. Seperti yang dilakukan Aisyah waktu sudah diterima di Universitas Riau tapi gak mampu bayar.

Tag
Share