Nomor Dua
PRABOWO-Gibran deklarasi kemenangan di Istora, minta pendukung jangan jumawa. -Foto: YouTube Narasi Newsroom-Gus munir
Oleh: Dahlan Iskan
SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wakil presiden tidak direncanakan sejak awal.
Ini seperti takdir. Akhirnya Gibran Rakabuming Raka benar-benar terpilih sebagai wakil presiden di Pemilu Rabu kemarin. Pasangan Prabowo-Gibran menang telak: hampir 60 persen.
Itulah bagian dari takdir Gibran: usia 36 tahun terpilih sebagai wakil presiden. Orang pun mulai bicara: Gibranlah presiden Indonesia lima tahun mendatang. Lalu lima tahun berikutnya lagi. Saat berhenti sebagai presiden 15 tahun yang akan datang usianya masih 51 tahun.
Saat itu nanti usia Anies Baswedan 70 tahun. Segitu juga usia Ganjar Pranowo.
BACA JUGA:Gugatan Orang Tua Brigadir J ke Ferdy Sambo Diterima PN Jakarta Atas Perbuatan Melawan Hukum
BACA JUGA:Isu Usulan Pemilu Ulang, Bawaslu Tanggapi Begini
Di luar dugaan. Pasangan Anies-Muhaimin Iskandar hanya menang di Aceh dan Sumbar. Di Jakarta masih imbang. Demikian juga di Riau.
Yang juga mengejutkan adalah hasil pasangan Ganjar-Mahfud MD: hanya sekitar 17 persen. Kalah jauh dari Anies yang sekitar 26 persen.
Jateng dan Bali pun jebol: untuk Pilpres. Tapi perolehan suara PDI-Perjuangan masih tetap jaya di dua basisnya itu. Ini pertanda mereka yang cinta PDI-Perjuangan belum tentu memilih Ganjar-Mahfud.
Bisa juga: caleg-caleg PDI-Perjuangan lebih fokus pada nasib mereka sendiri di DPR.
BACA JUGA:Ternyata Komeng Sudah Akui Bentuk Timses
BACA JUGA:Sarankan Anies dan Ganjar Serta Partai Pendukung Jadi Oposisi
Yang kelihatan meleset adalah PSI: bisa tidak lolos ambang batas parlemen. Jelas sekali penyebabnya: saat putra kedua Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi ketua umum PSI, Pemilu sudah di depan mata. PSI sudah menetapkan calon-calon anggota DPR-nya. Caleg-caleg yang kurang punya daya tarik tidak bisa diganti.