Google Doodle Tampilkan Gambar Mak Nyak
Karikatur wajah Aminah di Google Doodle . -Foto: ist-Bagus
AKTRIS legendaris, Aminah Cendrakasih, muncul dalam Google Doodle Senin, 29 Januari 2024. Ini tepat pada peringatan hari ulang tahunnya yang genap 86 tahun.
Dimana, Aminah dikenal lewat peran ikoniknya sebagai Mak Nyak dalam film 'Si Doel Anak Sekolahan' itu lahir di Magelang pada 29 Januari 1938 lalu.
Google Doodle menampilkan karikatur wajah Aminah dengan kerudung dalam bingkai televisi analog, mencerminkan perjalanan karier yang melintasi zaman.
Motif batik buketan dengan bunga khas mendekorasi Doodle, merayakan kepopuleran Aminah sebagai entertainer Asia Tenggara yang produktif.
BACA JUGA:Kendalikan dan Stabilitaskan Harga, Gelar Pasar Murah
BACA JUGA:Ajukan 1.700 Formasi CASN
Dalam keterangan Doodle, Google memuji Aminah sebagai salah satu entertainer paling produktif dan populer di masanya. Terutama melalui perannya dalam sekitar 120 film selama lima dekade kariernya.
Aminah Cendrakasih, lahir pada 29 Januari 1938 di Magelang, Jawa Tengah, meninggal dunia pada 21 Desember 2022 di Tangerang Selatan, Banten.
Aminah merupakan anak dari komedian Husin Nagib dan artis Wolly Sutinah atau yang akrab dipanggil Mak Wok. Aminah dikenal sebagai sosok yang ramah dan gemar bercanda.
Mengawali karier sejak remaja, Aminah mengikuti jejak kedua orang tuanya dalam dunia hiburan Indonesia, bahkan berakting bersama sang ibunda. Menikah dengan Idris Permana pada 1959, mereka dikaruniai tujuh anak.
BACA JUGA:Ajak Pemangku Adat Lestarikan Bahasa Daerah
BACA JUGA:Lapar Menjadi Salahsatu Penyebab Mudah Marah
Berbagai karya film dan sinetron telah diperankan oleh Aminah, termasuk 'Si Doel the Movie' (2020, 2019, 2018), 'Si Doel Anak Sekolahan' (1994), 'Lebih Asyik Sama Kamu' (1989), 'Bendi Keramat' (1988), dan banyak lagi.
Peringatan ulang tahun ini diwujudkan dalam Google Doodle, yang merupakan perubahan logo di beranda Google untuk memperingati tokoh, acara, atau peristiwa tertentu. Burning Man pada 31 Agustus 1998 adalah Doodle pertama, dan sejak itu menjadi tradisi. (*)