Saran Lakukan Perbaikan Kurikulum Merdeka

Analis Fungsional Utama Bidang Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs. Riza Pahlevi, MM.-Foto: Istimewa-Neni

PALEMBANG - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengkritisi kebijakan Kementerian Pendidikan sebelumnya yang berfokus pada beban kurikulum, metode pembelajaran, guru, dan asesmen nasional. 

Menanggapi hal tersebut, Analis Fungsional Utama Bidang Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs. Riza Pahlevi, MM, mengajukan saran perbaikan pada Kurikulum Merdeka. 

Menurutnya, kurikulum idealnya dirancang lebih ramping dan minimalis, tetapi substansinya harus tetap luas dan mendalam.

Riza menyampaikan bahwa kurikulum yang terlalu padat dapat membebani peserta didik, membatasi waktu pengembangan minat dan bakat mereka. 

BACA JUGA:Kasus Penemuan Mayat Dalam Cor Semen Telah Pelimpahan Tahap II

BACA JUGA:Sidak Pasar Martapura, Ini Instruksi dari Pj Bupati OKU Timur

Reza mengusulkan agar mata pelajaran yang menjadi prasyarat studi lanjutan lebih diutamakan.

“Sedangkan materi lainnya dapat dipelajari secara mandiri agar tidak membebani kegiatan belajar-mengajar (KBM),” ungkap Reza Pahlevi.

Riza menambahkan, kurikulum juga perlu memperbanyak porsi ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi karena hal tersebut mendukung kompetensi global. 

Pendidikan keagamaan, budi pekerti, moral, dan akhlak yang baik harus tetap menjadi pelajaran wajib melalui tatap muka sebagai penguat karakter, terutama dalam menghadapi tantangan karakter yang rapuh di kalangan peserta didik.

BACA JUGA:Kasus Penemuan Mayat Dalam Cor Semen Telah Pelimpahan Tahap II

BACA JUGA:Sidak Pasar Martapura, Ini Instruksi dari Pj Bupati OKU Timur

Untuk menyamakan pemahaman kurikulum di seluruh wilayah Indonesia, Riza menekankan pentingnya penyusunan sumber belajar yang terstandar. 

Dalam hal metode pembelajaran, ia menyarankan pendekatan experiential learning, learning by doing, serta pendekatan konstruktivis. 

Tag
Share