Sedih Tidak
Dahlan Iskan-Photo: istimewa-Gus munir
Di Ciputat, Ahmadie aktif di HMI. Mulai banyak pula menulis --sering dimuat di majalah yang didirikan Buya Hamka, Panji Masyarakat.
Ia juga mendiririkan kelompok studi LSI (Lingkaran Studi Indonesia). Nama LSI belakangan dipakai Denny JA dan Saiful Mujani, keduanya sama-sama rekan aktivis Ahmadie.
BACA JUGA:Tips Membuat Cat Luar Rumah Lebih Awet Dan Terlihat Menarik
BACA JUGA:Manfaat dan khasiat timun yang dapat membantu perokok
Di Jakarta Ahmadie kenal dengan seniman teater Amak Baljun. Diajak masuk Tempo. Satu angkatan dengan Zaim Uchrowi. Saya sudah meninggalkan Tempo saat itu --ditugaskan ke Jawa Pos.
Setelah bertanya ke Chat GPT, Ahmadie ingin tahu lebih banyak kelenteng yang saya datangi. Ia bukan tipe orang yang "lihat sekilas langsung bicara". Ia bukan kompor sumbu pendek.
Hasil penelusurannya itu ia WA-kan ke saya:
"Saya coba telusuri teks yang terpampang di altar itu. Saya memperoleh info dari google, bahwa bunyinya adalah �P山�m".
Lalu Ahmadie pergi ke Chat GPT lagi. Ini penjelasan ChatGPT:
BACA JUGA:Tesla Cybercab & Robovan, Taksi dan Van Masa Depan Hadir di Lot Warner Bros
BACA JUGA:Sedotan Kertas dan Bambu Diduga Lebih Banyak Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Teks "�P山�m" (dibaca: Fèngshān Gōng) merujuk pada sebuah kuil aslinya di Taiwan yang didedikasikan untuk Dewa Mazu, dewi laut dalam kepercayaan orang Tionghoa.
Secara harfiah, "�P" berarti "phoenix," "山" berarti "gunung," dan "�m" berarti "kuil" atau "istana."
Jadi, secara keseluruhan, "�P山�m" bisa diartikan sebagai "Kuil Gunung Phoenix".
Kuil ini terkenal sebagai tempat ibadah bagi umat Taoisme yang memuja Mazu sebagai pelindung para pelaut dan nelayan.