Tradisi Idangan Khas Palembang
--
OKUSELATAN - Tradisi Idangan, atau yang dikenal sebagai ngidang, adalah warisan kuliner yang telah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darusalam pada abad ke-15.
Kini, tradisi ini tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga simbol kebersamaan masyarakat Palembang.
Idangan terdiri dari sembilan komponen utama: satu nampan nasi yang diletakkan di tengah, dikelilingi oleh delapan lauk pauk, serta pulur (pencuci mulut) yang biasanya berupa nanas.
Lauk pauk khas yang disajikan meliputi ayam kecap, opor ayam, kare kambing, malbi, dan pentol, mencerminkan kekayaan kuliner daerah.
Proses penyajian Idangan melibatkan beberapa langkah penting:
Ngidang: Membentangkan seprai di lantai sebagai alas makan.
Ngobeng: Menggotong makanan dari dapur ke tempat penyajian, melibatkan keluarga dan tetangga.
Masuh Tangan: Tamu mencuci tangan sebelum menyantap hidangan.
Nyusun Isi Idangan: Mengatur makanan di atas seprai untuk disajikan.
Nedo: Memperkenankan tamu untuk menikmati hidangan.
Tradisi ini tetap hidup dan dilestarikan dalam berbagai acara, seperti syukuran aqiqah dan sunatan.
Dengan melibatkan masyarakat dalam penyajian, Idangan bukan hanya sekadar ritual makan, tetapi juga momen kebersamaan dan solidaritas antarwarga. (dst)