Jaksa Terdakwa

Dahlan Iskan-Photo: istimewa-Gus munir

BACA JUGA:Turut Jaga OKU Selatan Bebas Konflik, Bupati Umrohkan 55 Orang

BACA JUGA:Lakukan MoU untuk Permudah Koordinasi Penanggulangan Kebakaran di Wilayah Perbatasan

Kamala hampir selalu tersenyum, pun ketika lagi disangrai oleh Trump.

Moderatornya, dua orang, anchor TV ABC, terlihat sangat lugas. Sekali moderator memojokkan Kamala, tiga kali memojokkan Trump.

Kamala dipojokkan dengan pertanyaan soal aborsi. Bukan soal esensinya tapi lebih ke konsistensi sikapnyi: mengapa berubah-ubah pendapat. Yakni di umur bayi berapa minggu setuju aborsi dilakulan. Dia pernah dikutip mengatakan pun ketika umur bayi dalam kandungan sudah sembilan bulan. Di sini Kamala digoreng oleh Trump.

Begitu juga sebaliknya. Ketika Trump dipojokkan moderator Kamala di atas angin. Misalnya bagaimana teknis memulangkan tujuh juta lebih imigran gelap.

Lalu soal peristiwa pendudukan gedung parlemen tanggal 6 Januari 2020. Trump dihabisi. Tapi bukan Trump kalau tidak menyerang balik. Yang diserang Nancy Pelosi, ketua DPR kala itu. Bukan Kamala tapi separtai dengan Kamala.

BACA JUGA:Dua Rumah di Desa Simpangan Hangus Terbakar

BACA JUGA:AHY: Transformasional dan Orkestrasi SDM Adalah Kunci Sukses

Pun ketika moderator bertanya apakah Trump tetap bersikap sebagai pemenang sebenarnya di Pilpres 2020.

Trump juga menghindar menjawab langsung pertanyaan moderator: "apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari?".

Ia pilih jawaban yang muter-muter. Lalu moderator menyela: pertanyaan kami simple, "Apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari".

Trump tetap muter.

Pun soal hasil Pilpres 2020. Ia kembali muter-muter. Sampai akhirnya moderator mengulang inti pertanyaan: apakah ia mengaku kalah.

Trump tetap muter-muter. Intinya: Trump tetap bersikukuh ia yang memenangi Pilpres empat tahun lalu.

Tag
Share