Puluhan WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar

Puluhan WNI Jadi Korban TPPO, Disekap di Wilayah Konflik Myanmar. -Foto: Ist.-

JAKARTA – Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar. Video tersebut, yang diunggah pada Minggu, 8 September 2024, menunjukkan para korban mengaku mengalami penyekapan dan kerja paksa di Myawaddy, Myanmar.

Dua di antara puluhan korban tersebut adalah Kadek Agus Ariawan dan Nengah Sunarya, warga asal Buleleng, Bali. Berdasarkan informasi dari Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), para korban awalnya dijanjikan pekerjaan di Thailand, namun mereka dipaksa bekerja di lokasi yang tidak diketahui di Myanmar.

BACA JUGA:Jadi Pengedar Narkoba, Pasutri, Anak, dan Menantu Terlibat

BACA JUGA:Gelapkan Rp 99 Juta, Sales PT Shukaku Ditangkap Polisi

Dalam video itu, para korban mengungkapkan bahwa mereka dipaksa bekerja hingga 15 jam sehari tanpa imbalan. Mereka juga mengaku disiksa dengan alat setrum jika gagal mencapai target, serta dilarang meninggalkan tempat penyekapan.

Ketut Alit Suryawan, kakak Kadek Agus Ariawan, mengungkapkan bahwa peristiwa ini bermula pada pertengahan Juli 2024, ketika adiknya dijanjikan pekerjaan di sebuah restoran di Thailand oleh seorang warga Desa Jinengdalem bernama Komang Budayasa.

BACA JUGA:Densus 88 Sebut 7 Orang Dibekuk Aksi Teror Melalui Sosmed

BACA JUGA:Kemenkes Periksa 3 Suspek Baru Mpox

Kemlu RI Koordinasi dengan Otoritas Myanmar

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menerima laporan mengenai kasus ini dan segera menindaklanjutinya melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar. Menurut pernyataan resmi dari Kemlu, WNI yang menjadi korban diduga berada di wilayah Hpa Lu, Myawaddy, yang merupakan daerah konflik bersenjata dan dikuasai oleh kelompok pemberontak.

Kemlu menyebutkan bahwa KBRI Yangon telah melakukan koordinasi dengan otoritas Myanmar dan menjalin komunikasi informal dengan jaringan di Myawaddy untuk menangani kasus ini. "Kami terus memantau perkembangan situasi dan berupaya untuk membawa para korban kembali ke Indonesia dengan selamat," ujar pernyataan resmi dari Kemlu. (*)

Tag
Share