Faisal Basri

Faisal Basri bersama Effendi Gazali dan Abraham Samad saat memberikan dukungan untuk Dahlan Iskan, ketika itu ia sedang menjalani sidang kasus dugaan korupsi.-Foto: Disway-Gus munir

Ibarat partai hanya ia yang tabah menjadi oposisi seumur hidupnya. Oposisi terhadap pemerintah.

Ia selalu kritis pada kebijakan ekonomi negara. Utamanya, belakangan, soal penambangan nikel.

Faisal hampir tidak pernah mengenakan sepatu. Alas kakinya selalu saja sandal-sepatu.

Ia juga tidak pernah membawa tas. Ke mana-mana Faisal mamanggul ransel.

BACA JUGA:Kebakaran Sumur Ilegal, Polisi Tangkap Tersangka

BACA JUGA:Pelamar CPNS Kementerian PUPR Lampaui Kuota Formasi

Faisal adalah ahli ekonomi kelas satu dengan penampilan kelas ekonomi.

Faisal pernah mengembalikan uang ratusan juta rupiah ke salah satu BUMN. Sebenarnya itu uang honorarium atas jasa pemikirannya. Tapi ia merasa nilainya berlebihan. Ia merasa ada maksud tersembunyi di balik uang itu: agar tidak terlalu kritis pada BUMN tersebut.

Faisal bulan lalu menerima undangan kelompok tani di Sumatera Utara. Ia hanya dijemput mobil tanpa AC. Perjalanannya jauh. Enam jam. Naik turun. Sampai muntah-muntah. Ia tidak mengeluh. Nasib petani lebih buruk daripada dirinya. Harus dibela.

Faisal sungguh manusia langka. Analisis ekonominya setajam keris raja-raja Jawa tapi hatinya begitu mulia.

BACA JUGA:Harga Cabai Meroket

BACA JUGA:Tentukan Objek dan Subjek Redistribusi Tanah, Gelar Sidang GTRA

Sebenarnya ia bisa dengan mudah menjadi kaya. Tapi ia tetap saja naik kendaraan umum. Tinggalnya pun di apartemen sederhana. Berdua dengan istri. Tiga anaknya sudah mandiri.

Tiga hari lalu kondisi Faisal kurang baik. Anaknya memaksanya ke rumah sakit. Tidak mudah meyakinkan Faisal masuk rumah sakit. Kali ini agak telat. Jantungnya bermasalah. Seharusnya bisa segera dioperasi. Tapi gula darahnya juga lagi tinggi. Harus dikendalikan dulu.

Faisal dimasukkan ICU. Di RS Mayapada. Tidak tertolong. Usianya baru 65 tahun.

Tag
Share