Pusat Data Nasional Diserang Malware, Minta Tebusan Rp 131 miliar

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsan Siburian mengungkapkan adanya gangguan Pusat Data Nasional (PDN) akibat dari serangan siber. -Photo ist-Eris

JAKARTA- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsan Siburian mengungkapkan adanya gangguan Pusat Data Nasional (PDN) akibat dari serangan siber. 

Pelaku malware meminta tebusan sebesar 8 Juta USD atau setara dengan Rp 131 miliar. 

Hinsa menjelaskan, PDN yang down karena serangan siber yang memanfaatkan ransomware brain chipher (brain 3.0). 

"Ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0. Jadi memang ransomware ini kan dikembangkan terus. Jadi ini adalah yang terbaru yang setelah kita lihat dari sampel yang sudah dilakukan sementara oleh forensik dari BSSN," jelas Hinsa kepada wartawan pada Senin, 24 Juni 2024 di Gedung Kantor Kominfo, Jakarta. 

BACA JUGA:Luncurkan Logo HUT RI ke -79

BACA JUGA:Kloter 2 Tiba Berasal dari Palembang, Muratara dan Lubuklinggau

Lebih lanjut, Direktur Network and Sokution Telkom Group, Herlan Wijanarko menjelaskan, bahwa pelaku siber yang menahan data meminta tebusan sebesar 8 juta USD kepada pengeloka PDN. 

"Mereka (para pelaku) minta tebusan 8 juta US Dollar," jelasnya. 

Sebagai informasi, data center yang diserang adalah Pusat Dana Nasional Sementara yang digunakan saat menunggu Pusat Data Nasional permanen yang masih dalam proses pembangunan. 

PDNS terletak di dua lokasi yaitu Jakarta dan Surabaya dan dikelola oleh Telkom Sigma.

BACA JUGA:Mahasiswa Unsri Asal Papua Demo di DPRD OI

BACA JUGA:Buaya 4 Meter Resahkan Warga Ditangkap

Serangan terjadi pada PDNS yang berlokasi di Surabaya.

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, memberitahukan sedang dilakukan pemulihan layanan publik secara bertahap, hal ini karena ada gangguan yang terjadi pada Pusat Data Nasional. 

Tag
Share