Banyak Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran, ini Alsannya
Fenomena meningkatnya jumlah sarjana yang jadi pengangguran kini menjadi sorotan tajam dalam dinamika sosial dan ekonomi Indonesia. Setiap tahun, kampus-kampus di seluruh negeri melepas ribuan lulusan baru dengan penuh optimisme.-Istimewa-
OKU EKSPRES - OKU EKSPRES.COM- Fenomena meningkatnya jumlah sarjana yang jadi pengangguran kini menjadi sorotan tajam dalam dinamika sosial dan ekonomi Indonesia. Setiap tahun, kampus-kampus di seluruh negeri melepas ribuan lulusan baru dengan penuh optimisme.
Namun setelah toga dilepas dan ijazah digenggam, banyak yang justru berhadapan dengan kenyataan pahit: pekerjaan impian tidak semudah itu digapai.
Persaingan kerja yang semakin ketat, jumlah lowongan yang stagnan, serta transformasi industri yang begitu cepat membuat banyak lulusan merasa tertinggal.
Pertanyaan besar pun mengemuka—mengapa gelar sarjana tak lagi menjamin masa depan yang stabil?
Jurusan Tidak Selaras dengan Kebutuhan Industri.
BACA JUGA:Usulkan 1 Desa 1 Sarjana
BACA JUGA:Tekankan Sarjana Mampu Lakukan Analis untuk Hadapi Tantangan Kedepan
Salah satu akar persoalan terletak pada ketidaksesuaian antara program studi dan kebutuhan dunia kerja.
Banyak mahasiswa memilih jurusan berdasarkan tren, minat sesaat, atau tekanan lingkungan tanpa riset mendalam mengenai prospek karier.
Akibatnya, surplus lulusan terjadi di sektor tertentu, sementara industri lain justru kekurangan tenaga terampil.
Perusahaan kini tidak lagi sekadar mencari lulusan berijazah, tetapi menginginkan tenaga kerja dengan keahlian relevan yang langsung bisa diterapkan.
Minim Keterampilan Praktis
Meski perkuliahan memberikan landasan teori yang kuat, tidak sedikit lulusan yang gagap saat memasuki dunia profesional.