Pasutri di Palembang Dirampok Suami Tewas 11 Tusukan
Kasus terbaru lebih tragis, terjadi Selasa (25/11), sekitar pukul 19.00 WIB. Darma Kusuma (52), tewas mengenaskan dengan luka tusuk sebanyak 11 liang. Sedangkan istrinya, Yeni Suwandi (40), terluka sayatan di leher.-Istimewa-
SUMSEL - OKU EKSPRES.COM- Kota Palembang lagi geger dua hari terakhir. Dibombardir pemberitaan di berbagai platform media. Belum tertangkap seluruhnya, para pemalak yang membunuh sopir truk asal Lampung di simpang Macan Lindungan. Besoknya, perampokan disertai pembunuhan.
Kasus terbaru lebih tragis, terjadi Selasa (25/11), sekitar pukul 19.00 WIB. Darma Kusuma (52), tewas mengenaskan dengan luka tusuk sebanyak 11 liang. Sedangkan istrinya, Yeni Suwandi (40), terluka sayatan di leher. Kondisinya sempat kritis, masih dirawat di RS Charitas Palembang.
Pasangan suami istri (Pasutri) itu dirampok di rumahnya, ruko Jl Pengadilan, RT 029, RW 006, Kelurahan 15 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang. Tepatnya di sebelah ruko Toko Kerupuk Suwandi, toko yang sudah terkenal sejak lama. Korban Yeni, adalah putri dari Suwandi.
Dalam aksinya, pelaku yang disebut tunggal membawa kabur uang Rp3 juta dari korban, dan tiga unit handphone (hp) milik korban. Namun dari kacamata Kriminolog Dr Ismail Pettanasse SH MH, dia tidak yakin kasus tersebut murni perampokan.
BACA JUGA:Perampokan Modus Minta Minum
BACA JUGA:Perampokan dengan Senjata Feferkan Palembang
"Kondisi ini lebih kepada motif dendam pribadi, kalau sudah sampai 11 lubang (tusukan)," duga Ismail Pettanasse, kriminolog dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang, saat dimintai tanggapannya, Rabu (26 /11).
Penusukan berulang hingga 11 lubang, katanya mengindikasikan overkill. Yakni, penggunaan kekerasan yang berlebihan, Biasanya terjadi akibat emosi sangat tinggi, motif dendam personal dan pelaku dalam pengaruh zat aditif seperti alhokol atau narkotia.
"Atau pelaku ingin memastikan korban tidak bisa melawan. Jenis kekerasan semacam ini bukan hanya kriminalitas biasa, tetapi bisa menunjukkan escalation of violence (kenaikan intensitas kekerasan), yang harus segera ditangani aparat," tegasnya.
Niat pelaku menghabisi korbannya, bisa jadi karena mereka saling tahu atau kenal. Sehingga sebagai upaya menghilangkan saksi. Lanjut Ismail Pettanase, kejadian penusukan seperti ini sering terjadi ketika pelaku melihat korban dalam posisi rentan.
BACA JUGA:Tersangka Perampokan Akui Senpi Hasil Rakitan Sendiri
BACA JUGA:Tangkap Tersangka Perampokan
Misalnya saat tutup toko, sendirian, atau minim pengawasan. Selain itu, lingkungan sekitar tidak memiliki pengawasan alami (natural surveillance) yang cukup. "Dalam criminology theory, kejahatan terjadi jika ada pelaku termotivasi, korban yang layak, dan tidak ada penjaga yang mampu mencegah," bebernya.
Untuk motivasi pelaku, bisa dipengaruhi faktor ekonomi dan sosial. "Palembang dalam beberapa bulan terakhir memang menghadapi beberapa tekanan sosial. Ekonomi masyarakat yang sedang sulit. Pengangguran meningkat di beberapa kawasan dan aktivitas kriminal jalanan (begal, jambret) yang fluktuatif," paparnya.