Ahlan Zohran
Calon Wali Kota New York, Zohran Mamdani.-Tangkapan layar/Twitter/X-
Rakyat tidak peduli. Mereka sudah bosan dengan politisi yang itu itu juga. Saya ikuti pidato-pidato Mamdani. Lewat video. Juga kampanyenya.
Dialog langsungnya dengan warga angat menarik. Ramah. Rendah hati. Penuh empati.
Mamdani tidak menutup-nutupi bahwa ia Islam. Bahwa ia sosialis kiri. Toh politisi nasional tidak perlu merasa terancam. Ia tidak akan bisa jadi Capres Amerika --karena lahir di luar Amerika.
Dalam Pilwali tanggal 4 November besok, pemilih tidak hanya mencoblos salah satu dari tiga calon wali kota. Masih ada lima kartu suara lain. Pilwali ini ternyata dimanfaatkan sekaligus untuk referendum lima persoalan.
Misalnya: apakah rakyat setuju di sebuah distrik dibangun perumahan sederhana. Persetujuan rakyat diperlukan karena tata kota lama tidak mengakomodasikan lokasi untuk rumah sederhana.
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
Kartu lain berisi pertanyaan: apakah warga setuju dibangun stadion olimpiade di kawasan hutan lindung di satu lokasi.
Pertanyaan lain: apakah rakyat setuju peta kota New York diganti dengan peta digital.
New York sudah punya peta dalam bentuk kertas. Sejak tahun 1811 yang diperbaharui tahun 1898. Detail sekali. Sampai ukuran parit di satu RT pun ada petanya. Jumlah peta itu ratusan ribu lembar. Tersimpan rapi di gedung arsip.
Kalau rakyat setuju maka mulai tahun 2028 New York akan punya peta digital.
Serba minta persetujuan langsung ke rakyat adalah kekuatan demokrasi di Amerika --sesuatu yang orang seperti Trump tidak sabar.
BACA JUGA:Disway Gratis
Mamdani selangkah lagi jadi wali kota Islam pertama di kota besar di Amerika. Ahlan wasahlan Zohran. (Dahlan Iskan)