Beras Premium Langka, Distribusi Beras Bulog Belum Merata

Pemilik brand sudah menanggung kerugian selama berbulan-bulan, (kerugian) hingga Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per kilogram, ungkap Khudori kepada Disway saat diwawancarai pada Minggu, 25 Februari 2024.-Photo ist-Eris

Di sejumlah daerah, seperti di Lampung dan Sumatera Selatan, pemilik brand sudah mulai memasok beras ke retail-retail modern.

Mereka memasok agar konsumen tidak hilang dan berharap agar harga turun, agar kerugian segera tertutupi, pungkas Khudori.

Harga Beras Masih Tinggi

Harga beras mulai mengalami kenaikan sejak awal 2024. Menurutnya, sejak Januari hingga April 2024 pasokan produksi beras domestik sedang terbatas.

Produksi beras domestik memang lagi terbatas. Kira-kira sampai April, ujar Khudori saat diwawancarai Disway.id pada Minggu, 25 Februari 2024.

Khudori juga menambahkan, hal ini menjadi lebih krusial karena pada Maret 2024 memasuki bulan Ramadhan dan April sudah Idul Fitri.

BACA JUGA:Ajak Kaling Kelola Sampah

BACA JUGA:Peringati HUT ke-19, Gelar Kejuaraan Antar Ranting Lemkari

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi beras Januari hingga Februari 2024 masih kurang untuk menutupi kebutuhan saat ini.

Produksi dua bulan itu masih kurang 2,8 juta ton, untuk menutupi kebutuhan konsumsi di dua bulan tersebut, ujarnya.

Diperkirakan, produksi pada maret akan besar sehingga mampu menutupi surplus sebesar 0,97 juta ton beras. Namun, surplus ini akan dipastikan jadi rebutan banyak pihak.

Selain itu, menurut Khudori harga gabah di pasar sedang tinggi.

Info dari Jatim misalnya, harga antara Rp 8.400 per kilogram sampai Rp 8.800 per kilogram gabah kering panen. Dan untuk jadi beras harganya antara Rp 15.850 hingga Rp 16.600 per kilogram, pungkasnya.

BACA JUGA:Ukur Kemampuan, Siswa Ikuti Assessment Minat dan Bakat

BACA JUGA:Diduga Sering Dibully, Buruh Tani Jagung Bacok Rekannya

Tag
Share