Erick Thohir Siap Evaluasi Timnas Indonesia Usai Kekalahan Telak dari Jepang

Dominasi Jepang begitu kentara. Mereka tak memberi satu pun kesempatan tembakan bagi Timnas Indonesia selama 90 menit. 

Andai bukan karena beberapa penyelamatan gemilang dari Emil Audero, skor kekalahan bisa lebih besar lagi.

BACA JUGA:Semester Pertama Tangani 27 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

BACA JUGA:Pasien Keluhkan Ruangan Gedung Baru RSUD Muaradua Panas

Erick Thohir sebagai pemimpin federasi menjadi sorotan, mengingat tanggung jawab besar berada di pundaknya. Meski begitu, kekalahan ini tidak sepenuhnya menjadi kesalahannya. Sebaliknya, ini momen tepat untuk segera berbenah sebelum menghadapi lawan yang lebih setara di putaran keempat.

Indonesia tak boleh larut dalam kekecewaan. Lolos ke babak selanjutnya menjadi sinyal bahwa peluang tampil di Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar. 

Maka dari itu, peningkatan kualitas skuad, termasuk dari sisi kedalaman, wajib diupayakan.

FIFA Matchday bulan September bisa menjadi momen uji coba penting bagi pemain baru untuk beradaptasi sebelum laga kompetitif berlangsung. 

BACA JUGA:Gencarkan Patroli KRYD untuk Wujudkan Kamtibmas Aman dan Kondusif

BACA JUGA:Lantik 1.512 ASN, Bupati Enos: ASN Harus Siap Mengabdi dengan Tulus

Tambahan amunisi berkualitas juga akan memudahkan pelatih dalam menyusun strategi, terutama jika menghadapi cedera atau akumulasi kartu.

Pelajaran dari Jepang: Konsistensi dan Mentalitas

Sebelum mengalahkan Indonesia, Jepang telah memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 sebagai tim Asia pertama yang lolos. Mereka tampil konsisten dan belum terkalahkan dalam delapan pertandingan.

Namun, yang lebih menyentuh dari kemenangan mereka bukan sekadar statistik, melainkan kisah emosional dari pelatih Hajime Moriyasu. 

Usai laga melawan Indonesia, Moriyasu tak kuasa menahan air mata. Ia sempat hampir dipecat setelah gagal membawa Jepang juara Piala Asia 2024 usai kalah dari Iran.