Senin, 09 Jun 2025
Network
Beranda
OKU
Ogan Komering Ulu
Baturaja
OKU EKSPRES
OKU Selatan
OKU Timur
Sumsel
Politik
EKONOMI
Nasional
Entertainment
Pendidikan
Tekno
Lifestyle
Olahraga
Network
Beranda
Nasional
Detail Artikel
Matahari Kembar
Reporter:
Gus Munir
|
Editor:
Eris Munandar
|
Minggu , 08 Jun 2025 - 20:30
Matahari Kembar-Photo: istimewa-Gus munir
matahari kembar oleh: dahlan iskan seramai apa pun permusuhan dua sahabat seperti donald trump dan elon musk. segembira apa pun kemenangan timnas sepak bola kita atas tiongkok. hari ini saya harus menulis tentang sahabat saya sendiri yang satu ini: junaini ks. ia meninggal dunia sabtu pagi kemarin. di tempat kelahirannya: pontianak. tahun kelahirannya sama dengan saya: 1951. ia lahir empat bulan lebih awal. ia wartawan paling senior di pontianak. perokok berat. jarang sakit. sekali sakit, sakit sekali: kanker paru. langsung stadium empat. awalnya hanya mengeluh sakit perut. dua bulan lalu. tidak kunjung sembuh. setelah dokter minta darah diperiksa ketahuanlah kanker. sempat dilarikan dengan mobil ke rs di kuching, serawak. pontianak ke kuching, dengan mobil pribadi, sejauh enam jam perjalanan. yakni lewat perbatasan entekong. baca juga:indonesia tanpa gelar usai sabar/reza kalah di final indonesia open baca juga:patrick kluivert tegaskan tak gentar hadapi jepang di kalbar memang beredar kabar, kanker stadium empat berhasil sembuh di rs kuching. junaini pulang dari kuching langsung masuk rs di pontianak. minggu depan ini, menurut rencana, kembali dibawa ke kuching. keburu meninggal dunia. saya mengenal junaini di majalah tempo. sesama koresponden di daerah. junaini di kalbar, saya di kaltim. ketika saya pindah menjadik kepala biro tempo di surabaya, junaini tetap di pontianak. maka saya pilih junaini untuk mewakili saya di pontianak. yakni saat saya diserahi membangun kembali surat kabar daerah yang sedang sulit di sana: akcaya (baca: aksaya). junainilah yang saya minta untuk menjadi pemimpin redaksi surat kabar itu. terbitnya pun saya ubah: dari mingguan menjadi harian. baca juga:blackpink siap guncang jakarta: tiket dijual mulai 10 juni 2025 di tiket.com baca juga:isu lingkungan mencuat, 5 selebriti angkat suara: #saverajaampat junaini dikenal sebagai sosok tidak mau kompromi. dalam prinsip maupun dalam keseharian. ia wartawan yang anti amplop –maupun yang lebih penting dari amplop, yakni isinya. saya tidak pernah bertanya apa arti ks di belakang namanya. baru kemarin saya bisa menduga. yakni dari edaran pemberitahuan meninggalnya: junaini bin kasimin. rupanya kasimin disingkat ks. "kok nama ayahanda ayah anda seperti nama jawa?" "kakek memang orang jawa," jawab iqbal, anak bungsu junaini. baca juga:kulit tetap kusam meski rajin skincare? ini 6 penyebab tak terduga! baca juga:gurih dan garing! resep bakwan sayur yang bikin nagih tentu saya tidak pernah menyangka junaini anak orang jawa. gaya bicaranya sangat melayu-kalbar. kadang saya sulit menangkap maknanya. sang ayah bukan transmigran jawa di kalbar. ia pegawai negeri di kementerian pekerjaan umum yang dipindah ke pontianak. yakni saat ibu kota kalbar membangun pontianak convention center. ia ikut di proyek itu. di pontianaklah sang kakek ketemu jodohnya: wanita keturunan pidie, aceh. lahirlah junaini. jadi wartawan. sang wartawan bertemu seorang siswi kebidanan yang indekos di dekat rumah kasimin. saling jatuh cinta. tapi ada tembok di antara cinta itu. gadis itu tionghoa. katolik. bermarga tan. dia berasal dari daerah mempawah, sekitar 50 km dari pontianak. baca juga:jamaah haji wafat capai 175 orang baca juga:anak ngamuk serang ibu kandung pakai pot tembok itu jebol. tan yang menerobosnya. lahirlah anak pertama: qadhafy. lalu mereka mengambil anak angkat, seorok bayi dari keluarga tionghoa. tak lama kemudian lahir anak laki-laki terakhir: iqbal. si anak angkat, tetap ikut agama orang tua asli: konghuchu. "kami tetap bersaudara. tetap kami anggap kakak," ujar iqbal. setiap ke pontianak saya makan bersama junaini. biasanya di resto masakan tiuchu terkenal di pontianak. terakhir tahun lalu. yakni setelah saya pulang dari chaozhou, satu kabupaten dekat kota shantou. kepadanya saya pamer diri: baru pulang dari chaozhou. saya pikir hanya orang seperti saya yang bisa sampai ke chaozhou. lalu saya pamer cerita: betapa lezatnya masakan chaozhou di sana. "saya sudah dua kali ke chaozhou," ujar junaini. "hah? untuk apa ke chaozhou?" "ke makam kakek. kakek istri," katanya. baca juga:97.923 kendaraan lintasi jtts libur iduladha baca juga:tabrak ruko pengemudi brio tewas istri junaini yang bermarga tan (chen) itu ternyata suku tiuchu. asal chaozhou. kata chaozhou dibaca tiuchu di sini. boleh dikata, separo tionghoa di kalbar adalah suku tiuchu. separonya lagi suku haka. maka orang haka di kalbar bisa bahasa tiuchu. orang tiuchu bisa bahasa haka. saya tidak bisa dua-duanya. di tiongkok sana, asal usul orang haka (meixian/meizhou) hanya berjarak tiga jam perjalanan mobil dari asal usul orang tiuchu di zhaozhou. tentu saya pernah ke rumah junaini. yakni di dekat pasar sebelah barat sungai kapuas. dulu kalau ke pontianak harus menyeberang pakai perahu kecil. tentu junaini tidak selamanya di harian akcaya. suatu saat ia curhat: sulit membentuk tim yang solid di akcaya. saya menangkap isi pedalaman hatinya: ingin berkuasa penuh. baca juga:masuk gor, dipungut rp5 ribu baca juga:lezatnya gulai sapi bumbu kuning: hidangan nusantara dengan cita rasa kaya rempah itu tidak mungkin. pendiri akcaya, pak tabrani hadi, masih tetap jadi pemegang saham di akcaya. orangnya baik. lemah lembut. tutur katanya lirih, pelan, dan hati-hati. setiap mengucapkan satu kalimat ia seperti harus lebih dulu memilih kata-kata seperti ibu saya memilih kerikil di ayakan gabah. saya bisa memahami gejolak hati junaini. maka ia mengusulkan agar saya bikin koran baru di pontianak. serahkan manajemen kepadanya sepenuhnya. maka lahirlah koran baru: equator. bersaing dengan akcaya. bersaing dalam selimut. saya yakinkan teman-teman di akcaya: itu tidak apa-apa. pesaing pasti akan datang. cepat atau lambat. sebelum pesaing dari luar datang lebih baik kita ciptakan pesaing dari dalam. dua-duanya jalan. junaini berhasil mengembangkan equator –meski tidak pernah mampu mengalahkan akcaya. ia juga berhasil membangun gedung di jalan utama kota itu. baca juga:hukum menjual daging kurban: apa yang boleh dan tidak boleh menurut syariat baca juga:bolehkah makan daging kurban sendiri? ini penjelasan lengkap sesuai syariat belakangan ketika zaman koran sudah lewat gedung itulah yang masih tersisa sebagai peninggalan kerja kerasnya. setidaknya junaini telah berjasa ''menyehatkan'' internal akcaya: tidak lagi ada matahari kembar di dalam manajemen akcaya. matahari kembar seperti itu selalu membuat manajemen tidak sehat. tapi menghilangkan matahari kembar sangatlah tidak mudah. apalagi dua-duanya sangat berjasa. dua-duanya tidak ada yang mau mengalah. maka saya harus pindahkan salah satu matahari itu. dalam kasus akcaya terbitlah equator. di jambi, terbitlah jambi ekspres di luar jambi independen. muncul pula dua stasiun tv lokal di sana. pun di kota-kota lain. memisahkan dua matahari bukan berarti memadamkan salah satunya. matahari kembar bisa dipisah menjadi dua matahari di dunia yang berbeda. baca juga:bahaya tersembunyi di balik makanan bakar: nikmat tapi bisa picu kanker baca juga:rahasia sehat dari bawang bombai, bumbu dapur yang kaya manfaat dunia masih memerlukan lebih banyak matahari –asal tidak saling membakar. junaini adalah matahari yang pilih minta bersinar di dunia yang berbeda –agar tidak jadi matahari kembar di dunia yang sama.(dahlan iskan)
1
2
3
4
»
Tag
# matahari kembar
# disway
# jakarta
# nasional
Share
Koran Edisi Terbaru
Baca Koran OKU EKSPRES 9 JUNI 2025
Berita Terkini
Polsek Muaradua Salurkan Ratusan Kantong Daging ke Warga
OKU Selatan
12 jam
Kerahkan 35 Personel Cegah Tindak Kejahatan Malam
OKU Selatan
12 jam
Kemenag OKU Selatan Sembelih 12 Ekor Sapi untuk Kurban
OKU Selatan
13 jam
OKU Timur Gaungkan Gaya Hidup Minim Sampah
OKU Timur
13 jam
Meski Hari Raya Idul Adha, KUA Buana Pemaca Tetap Laksanakan Pelayanan Pernikahan
OKU Selatan
13 jam
Demi Sinyal, Warga Galang Tinggi Rela Masuk Perkebunan
OKU Selatan
13 jam
Oknum Pengurus Pondok Pesantren yang Diduga Lakukan Cabul Terhadap Santri Ditangkap
OKU EKSPRES
13 jam
Tersangka Curanmor yang Terekam CCTV Berhasil Ditangkap Polisi
Baturaja
13 jam
Matahari Kembar
Nasional
13 jam
Indonesia Tanpa Gelar Usai Sabar/Reza Kalah di Final Indonesia Open
Olahraga
13 jam
Berita Terpopuler
Redmi 13, Smartphone Entry-Level dengan Kamera 108 MP dan Harga Terjangkau
Tekno
1 hari
Tahan Air, Layar Super Cerah, dan AI Canggih, Ini Dia Kecanggihan Baru Smartphone Xiaomi
Tekno
1 hari
Hukum Menjual Daging Kurban: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Menurut Syariat
Lifestyle
19 jam
Lezatnya Gulai Sapi Bumbu Kuning: Hidangan Nusantara dengan Cita Rasa Kaya Rempah
Lifestyle
19 jam
Kencur untuk Kecantikan: Rahasia Kulit Sehat dari Dapur Tradisional
Lifestyle
20 jam
Bahaya Tersembunyi di Balik Makanan Bakar: Nikmat Tapi Bisa Picu Kanker
Lifestyle
20 jam
Berita Pilihan
Polsek Muaradua Salurkan Ratusan Kantong Daging ke Warga
OKU Selatan
12 jam
Kerahkan 35 Personel Cegah Tindak Kejahatan Malam
OKU Selatan
12 jam
Kemenag OKU Selatan Sembelih 12 Ekor Sapi untuk Kurban
OKU Selatan
13 jam
OKU Timur Gaungkan Gaya Hidup Minim Sampah
OKU Timur
13 jam
Meski Hari Raya Idul Adha, KUA Buana Pemaca Tetap Laksanakan Pelayanan Pernikahan
OKU Selatan
13 jam