Tanazul Ditunda Jaga Kenyamanan Jamaah

Fase puncak haji akan berlangsung hari ini. Dinamika di Tanah Suci bergerak begitu cepat.-Photo: istimewa-Eris
JAKARTA- Fase puncak haji akan berlangsung hari ini. Dinamika di Tanah Suci bergerak begitu cepat.
Perubahan situasi di lapangan membuat sejumlah kebijakan harus disesuaikan. Salah satunya, pembatalan program tanazul pada musim haji tahun ini.
Seharusnya, jamaah haji lansia, berisiko tinggi (risti), hingga difabel mengikuti program tanazul dalam menjalani puncak haji tahun ini. Mereka tidak perlu menginap di Mina selepas lontar jumrah. Melainkan bisa langsung kembali ke hotel.
Progam tanazul itu memang dirancang Kementerian Agama untuk memudahkan mereka menempuh puncak haji. Tentu, tetap sesuaisyariat dan tanpa mengurangi nilai ibadah. Para ulama juga sudah sepakat.
BACA JUGA:Istana: Rangkap Jabatan Wamen Tak Langgar Aturan
BACA JUGA:Sertipikasi Tanah Sultra Capai 78,55 Persen, Menteri ATR Nusron Dorong Bebas BPHTB
Bahkan, sudah 37.497 jamaah yang tercatat sebagai peserta. Tetapi, sayang, program tanazul ternyata belum bisa dijalankan pada musim haji tahun ini.
Sebab, berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan bahwa pelaksanaan tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang, untuk dipersiapkan dengan lebih matang.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, skema tanazul ditunda karena Arab Saudi ingin menjamin keselamatan seluruh jamaah haji Indonesia. Bila 37.497 jamaah yang ikut tanazul bersamaan dengan jamaah dari seluruh negafa, maka dikhawatirkan memadati jalan.
Dan takutnya nanti ada chaos segala macam jadi mencegah segala sesuatu terjadi maka pemerintah Arab Saudi memutuskan tidak ada tanazul," kata Nasaruddin di Makkah, Selasa, 3 Juni 2025.
BACA JUGA:Aliansi Mahasiswa Soroti Kinerja 100 Hari Kerja Pemkab
BACA JUGA:Jelang Iduladha, Harga Fluktuatif
Seluruh negara memang sudah mempersiapkan skema tanazul bagi sebagian jamaah haji masing-masing. Sehingga itu diprediksi akan membuat jalan atau akses menuju jamarat dari arah Kota Makkah menjadi padat.
Jamaah haji Indonesia bisa dipastikan mengikuti jadwal pelemparan jumrah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Namun, sejumlah negara lain kerap memperebutkan waktu-waktu tertentu, seperti selepas Dzuhur.