Waspada, Gejala Diabetes Bisa Terdeteksi Lewat Perubahan Suara

Ilustrasi lakukan pemeriksaan gula darah. -Foto: puskesmasmeninting-Gus munir
OKU EKSPRES - Diabetes merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini bisa berlangsung seumur hidup dan memerlukan penanganan jangka panjang.
Pada diabetes tipe 2, faktor risiko umumnya meliputi kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, serta riwayat keluarga. Sementara penyebab pasti diabetes tipe 1 masih belum sepenuhnya diketahui.
Umumnya, gejala diabetes yang sering muncul adalah rasa haus berlebih, kelelahan, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa gejala yang tidak biasa juga bisa muncul—salah satunya melalui perubahan suara.
BACA JUGA:Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis Berlebihan Dapat Picu Diabetes
BACA JUGA:Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak: Jangan Anggap Sepele!
Melansir dari Express.co.uk, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa peningkatan kadar glukosa darah dapat menyebabkan suara menjadi lebih tinggi.
Peneliti dari Kanada menemukan bahwa frekuensi suara dasar dapat meningkat sebesar 0,02 Hz untuk setiap kenaikan glukosa darah 1 mg/dL.
Meskipun perubahan ini sangat halus dan tidak terdengar oleh telinga manusia, teknologi analisis suara canggih dapat mendeteksinya.
Sebagai contoh, jika kadar gula darah seseorang naik dari 80 mg/dL menjadi 180 mg/dL setelah makan, frekuensi suara bisa meningkat sekitar 2 Hz.
BACA JUGA:Sandy Walsh Absen Lawan Tiongkok di Kualifikasi Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Elkan Baggott Kembali Tolak Panggilan PSSI untuk Bela Timnas Indonesia
Jaycee Kaufman, peneliti utama dari Klick Labs, menjelaskan bahwa temuan ini memberikan dasar kuat untuk mengembangkan metode pemantauan kadar gula berbasis suara.
Menurutnya, dibandingkan dengan metode konvensional yang cenderung invasif, penggunaan suara bisa menjadi alternatif yang mudah dan tidak menyakitkan—cukup dengan berbicara ke ponsel.