Dampak Buruk Sering Memarahi Anak dan 10 Cara Memperbaikinya

Ilustrasi orang tua memarahi anak.-Foto: https://rb.gy/wxjxe2-Gus munir

OKU EKSPRES - Marah kepada anak adalah hal yang lumrah dalam proses mendidik dan mendisiplinkan mereka. 

Namun, sering kali kemarahan tersebut tidak berdiri sendiri—ada emosi lain yang menyertainya, seperti kekecewaan, kekhawatiran, rasa malu, frustrasi, sakit hati, atau bahkan ketakutan.

Tanpa disadari, amarah bisa berdampak negatif pada kondisi emosional anak dan, dalam beberapa kasus, dapat berubah menjadi kekerasan verbal. 

Penelitian menunjukkan bahwa kekerasan verbal dapat menimbulkan dampak psikologis yang sama buruknya dengan kekerasan fisik. 

BACA JUGA:Bingung Olah Daging Kurban? Coba Resep Tongseng Sapi yang Menggoda Ini!

BACA JUGA:Cara Efektif Mengatasi Mata Lelah Akibat Terlalu Lama Menatap Layar

Artinya, anak yang menjadi korban kekerasan verbal bisa mengalami luka batin yang mendalam, sama seperti mereka yang mengalami kekerasan fisik.

Sebagai orang tua, tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Meskipun tidak pernah melukai anak secara fisik, kita mungkin pernah melukai mereka secara verbal saat sedang marah. 

Maka dari itu, penting untuk memahami dampak jangka panjang dari sering memarahi anak dan bagaimana cara memperbaiki kondisi mental mereka setelahnya.

Dampak Buruk Sering Dimarahi

Sekali dua kali memarahi anak dalam konteks mendidik mungkin masih dapat dimaklumi. Namun, jika terjadi berulang, hal ini bisa mengganggu kesehatan mental mereka. 

BACA JUGA:Brokoli Putih, Sayuran Sehat yang Siap Jaga Tubuh dari Dalam

BACA JUGA:Redakan Maag Kronis dengan 5 Makanan Ini, Aman dan Alami!

Menurut situs KidsHealth, anak-anak yang kerap dimarahi bisa menunjukkan berbagai reaksi negatif, seperti:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan