Diduga Bocor, Data 89 Juta Pengguna Steam, Valve Bantah Ada Peretasan

Platform game populer, Steam-Foto Jakub Porzycki / NurPhoto / Getty Images-Agrar
OKU EKSPRES - Pada pertengahan Mei 2025, dunia maya dihebohkan oleh klaim mengejutkan: data pribadi milik 89 juta pengguna platform game populer, Steam, diduga bocor dan diperjualbelikan di dark web. Kabar ini langsung memicu kekhawatiran luas di kalangan gamer serta para pemerhati keamanan siber.
Apa Saja yang Diduga Bocor?
Data yang diklaim bocor mencakup nama pengguna (username), alamat email, Steam ID, serta sejumlah metadata. Beberapa laporan juga menyebut adanya log SMS real-time, kode autentikasi dua faktor (2FA), hingga informasi pengiriman dan perutean pesan.
Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa tidak ditemukan adanya kebocoran kata sandi terenkripsi maupun data pembayaran. Ini sedikit meredakan kekhawatiran soal pencurian akun atau transaksi ilegal.
Bukan Peretasan Langsung ke Steam
Menariknya, kebocoran ini tampaknya bukan berasal dari pelanggaran keamanan langsung terhadap infrastruktur Steam. Dugaan awal mengarah pada kebocoran dari layanan pihak ketiga, khususnya yang berkaitan dengan pengiriman kode autentikasi dua faktor melalui SMS. Nama Twilio sempat disebut, tetapi baik Valve maupun Twilio membantah keras adanya pelanggaran sistem mereka.
BACA JUGA:4 Calon Berebut Kursi Direktur PDAM Tirta Saka
BACA JUGA:Amankan Lima Tersangka dalam Operasi SIkat Musi
Beberapa pakar keamanan bahkan menduga data tersebut mungkin hasil dari scraping , teknik pengambilan data dari profil publik pengguna Steam , bukan hasil peretasan.
Valve Beri Penjelasan Resmi
Valve, perusahaan induk Steam, telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tidak ada pelanggaran sistem pada platform mereka. Mereka menjelaskan bahwa data yang beredar kemungkinan adalah log SMS lama untuk 2FA yang sudah tidak valid dan tidak bisa digunakan untuk membobol akun.
Valve juga menegaskan bahwa data tersebut tidak terkait dengan kata sandi atau informasi pembayaran, sehingga pengguna tidak perlu mengganti password atau nomor telepon mereka.
Langkah Pencegahan untuk Pengguna
Meski demikian, Valve tetap mengimbau pengguna agar tetap waspada terhadap kemungkinan serangan phishing atau rekayasa sosial. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain: