Debat Santri

Ilustrasi santri--UIN Sunan Gunung Djati Bandung. -Foto: Disway-Gus munir

Di samping itu dunia dakwah itu sensitif. Itu menyangkut doktrin. Semua muslim wajib berdakwah: walau pengetahuannya hanya sangat minimal –satu ayat.

Pokoknya tema itu menarik. Apalagi bagi anak muda usia SMA. Masih ada waktu lebih empat bulan. Bisa banyak belajar. Bisa banyak merenung.

Juga masih bisa banyak diskusi. Saran saya tim yang akan ikut debat segera dibentuk. Satu tim tiga orang. Satu pondok pesantren bisa mengirim lebih dari satu tim. Mereka harus mendapat surat pengantar dari pimpinan pondok.

BACA JUGA:Capai Serapan Anggaran Sebesar 33,75%

BACA JUGA:Dinyatakan Positif, Fachri Albar Diduga Mengonsumsi Beberapa Jenis Narkoba

Tidak semua harus atas nama pondok pesantren. Atas nama lembaga apa pun boleh. Asal usianya setingkat Aliyah-SMA. Pun boleh tim itu independen. Misalnya satu santri dari pondok A, bersatu dalam tim dengan santri dari pondok B dan C.

Waktu cucu saya ikut kompetisi debat di Thailand, Korea dan Amerika, saya pikir tim tiga orangnyi dari satu sekolahnyi: SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Ternyata hanya dia yang dari Muhammadiyah. Satu temannyi lagi dari Jakarta. Satunya dari Kenya, Afrika.

Khas anak muda sekarang: mereka saling cari teman lewat internet. Ketika saya ikut mengantar dia ke Connecticut, Amerika, saya baru tahu: cucu saya itu juga baru pertama bertemu dengan anggota timnyi di lokasi debat.

Yakni saat sama-sama akan melakukan pendaftaran ulang. Kalau bukan anak sekarang tidak bisa: satu tim belum pernah saling bertemu.

BACA JUGA:Rayen Pono Resmi Polisikan Ahmad Dhani

BACA JUGA:Penyebab dan Cara Mengatasi Sesak Napas Secara Alami

Debat Santri nanti pun seperti itu. Bebas. Boleh atas nama pondok pesantren, boleh juga tim independen.

Di babak penyisihan sistemnya gugur. Satu tim bertemu dengan tim lain. Pemenangnya masuk tahap berikutnya. Baru di babak finallah lima tim bertemu di satu debat.

Masih ada waktu. Masih terbuka ide baru agar jalannya debat lebih seru.

Novi sendiri yang jadi ketua dewan juri. Juri lainnya dari Masjid Cheng Ho dan dari alumnus santri yang seperti Novi, pandai bahasa Mandarin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan