Sekolah Rakyat

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh mengatakan, pihakya akan menyisir calon-calon murid yang berada dalam kategori desil 1 (miskin ekstrem) berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di masing-masing daerah.-Foto:kemensos-Gus munir
Oleh: Dahlan Iskan Dahlan Iskan buku
AMBISI memotong kemiskinan menemukan jalannya. Programnya pun ambisius: membuat 1.000 sekolah khusus untuk memotong kemiskinan itu.
Berarti inilah salah satu dari begitu banyak program ambisius di pemerintahan Prabowo Subianto sekarang ini. Ambisi yang lain Anda sudah tahu –meski pun juga belum terwujud sepenuhnya.
Sekolah khusus itu diberi nama "Sekolah Rakyat". Saat kali pertama diluncurkan saya pikir Sekolah Rakyat itu tingkat SD. Ternyata SR model baru itu tingkat SMA.
Tentu Anda sudah tidak ikut mengalaminya: ayah atau kakek Anda pasti lulusan SR. Saya juga. Ijazah saya ijazah SR. Itulah tingkatan sekolah paling bawah zaman itu –di desa saya belum ada taman kanak-kanak.
BACA JUGA:Produktivitas Tanah Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Prabowo Resmi Lantik Gubernur Papua dan Bangka Belitung
Saya pun sudah lupa: SR itu singkatan sekolah rakyat atau sekolah rendah. Yang jelas begitu mendengar SR, asosiasi saya itu sekolah setingkat SD.
"Kalau dimulai dari SD terlalu lama. Kita ingin memutus rantai kemiskinan lebih cepat," ujar Prof Dr Mohamad Nuh DEA.
Saya pun baru tahu Pak Nuh terlibat di program pemutusan rantai kemiskinan itu. Saat menjabat menteri pendidikan dulu Pak Nuh-lah yang melahirkan kurikulum 2013.
Saya bicara panjang dengan Pak Nuh dua hari lalu. Yakni dalam perjalanan saya ke Magelang untuk melayat almarhum konglomerat berat Murdaya Poo.
BACA JUGA:Tak Ada Reshuffle Kabinet Dalam Waktu Dekat
BACA JUGA:Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Sasar Anak-Anak dan Ibu Hamil
Sekolah Rakyat ini, kata Pak Nuh, dikhususkan untuk anak dari keluarga miskin. Diasramakan. Semua biaya ditanggung negara. Yakni lewat anggaran Kementerian Sosial –yang menterinya adalah Gus Ipul: Saifullah Yusuf.