Sony Music Hapus 75.000 Lagu Deepfake AI, Serukan Perlindungan Hak Cipta Seniman

Sony Music mengambil langkah tegas dengan menghapus lebih dari 75.000 lagu buatan AI -Photo: istimewa-Agrar
OKU EKSPRES - Sony Music mengambil langkah tegas dengan menghapus lebih dari 75.000 lagu buatan AI yang meniru suara artis terkenal seperti Beyoncé, Harry Styles, dan Queen dari berbagai platform streaming.
Tindakan besar-besaran ini dilakukan sebagai respons terhadap maraknya lagu-lagu tiruan yang dianggap merugikan secara komersial dan mencederai karya asli para musisi.
Gelombang lagu deepfake yang dihasilkan AI kini menjadi tantangan serius bagi industri musik. Lagu-lagu palsu ini tidak hanya meniru suara penyanyi dengan sangat realistis, tetapi juga berpotensi mengalihkan pendengar dari versi asli, merugikan artis secara finansial dan merusak integritas seni mereka.
Situasi ini semakin panas di tengah perdebatan hukum di Inggris mengenai usulan perubahan undang-undang hak cipta. Rancangan aturan tersebut memungkinkan perusahaan AI menggunakan konten berhak cipta untuk tujuan komersial tanpa harus membayar royalti kepada pencipta aslinya.
BACA JUGA:Target Nilai SAKIP Kabupaten OKU Masuk 3 Besar di Sumsel
BACA JUGA:Dua Bandit RX King Ditangkap, 1 Masih Buron
Sony Music menentang keras usulan ini, menyebutnya sebagai kebijakan yang "terburu-buru, tidak seimbang, dan berbahaya."
Selain aksi penghapusan, Sony Music juga mengirimkan surat peringatan ke lebih dari 700 perusahaan teknologi, termasuk OpenAI, Google, dan Microsoft. Surat tersebut menegaskan larangan menggunakan materi berhak cipta milik Sony untuk melatih model AI mereka.
Perusahaan ini juga mendesak platform streaming seperti Spotify dan Apple agar memperkuat kebijakan mereka demi mencegah penyalahgunaan konten oleh pengembang AI.
Meski bersikap tegas terhadap pelanggaran hak cipta, Sony Music tetap membuka ruang bagi inovasi berbasis AI yang bertanggung jawab. Salah satu proyek yang mereka kembangkan adalah Instruct-MusicGen, yang bertujuan memanfaatkan AI tanpa melanggar hak kekayaan intelektual.
BACA JUGA:Perkuat Keimanan dan Ketakwaan Siswa, Gelar Pesantren Kilat
BACA JUGA:Tingkatkan Keterampilan Seni dan Aspek Spiritual, Gelar Latihan Marawis
Tindakan Sony mencerminkan kekhawatiran lebih luas di industri musik. Banyak pihak khawatir bahwa banjir konten tiruan berbasis algoritma bisa merusak nilai keaslian karya seni dan mengubah wajah industri musik di masa depan. Sementara itu, berbagai gugatan hukum terus bergulir antara penerbit musik besar dan startup AI yang dituduh melatih model mereka menggunakan rekaman berhak cipta tanpa izin.