Bahaya Bulu Kucing yang Harus Diketahui Orang Tua

Ilustrasi anak bermain kucing yang bulunya bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan. -Photo: istimewa-Gus munir
BACA JUGA:Samsung Galaxy A56 5G Resmi Hadir di Indonesia, Usung Teknologi AI Canggih dan Kamera Superior
Kurap (Ringworm)
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur ini bisa menyebar melalui kontak dengan bulu kucing. Tanda-tandanya berupa lingkaran kecil pada kulit yang terasa gatal, berwarna coklat, dan bersisik.
Infeksi
Bakteri dan parasit yang menempel pada bulu kucing bisa memicu berbagai infeksi, seperti hidrosefalus, penyakit kuning, demam, serta gangguan pada hati.
Toksoplasmosis
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang bisa ditemukan pada bulu kucing, kotoran, atau tempat makan kucing.
Ibu hamil harus mewaspadai infeksi ini karena dapat meningkatkan risiko keguguran atau menyebabkan kelainan pada janin.
BACA JUGA:Tecno Spark Slim: Konsep Ponsel Ultra Tipis yang Menggebrak MWC 2025
BACA JUGA:Tecno Perkenalkan MegaBook S14, Laptop OLED 14 Inci Terlightweight di Dunia
Namun, bagi orang dewasa dengan sistem imun yang kuat, dampaknya umumnya tidak terlalu berbahaya.
Asma
Bulu kucing yang mengandung alergen atau bakteri tertentu dapat menjadi pemicu asma, terutama bagi anak-anak yang memiliki riwayat gangguan pernapasan.
Alergi
Beberapa anak dapat mengalami reaksi alergi terhadap bulu kucing, dengan gejala seperti bersin, pilek, mata gatal, serta gejala mirip flu ringan.